PURBALINGGA  – Penjabat Bupati Purbalingga Budi Wibowo menyampaikan keprihatinannya, dimana masih banyak guru yang memanfaatkan tunjangan sertifikasi yang diperoleh untuk kebutuhan konsumtif, bukan untuk pengembangan diri. Hal itu disampaikan Budi Wibowo dalam farum Konsultasi Publik Perencanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Dinas Pendidikan bersama USAID PRIORITAS Kabupaten Purbalingga.

“Seharusnya itu untuk pengembangan diri. Tidak semua, tetapi rata-rata masih digunakan untuk konsumtif, untuk beli HP, nyicil mobil dan lainnya,” katanya di Wisma Asri Ketuhu, Kamis (20/8).

Menurut Bupati, Purbalingga terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam berbagai jenjang. Salah satu upayanya, lanjut Budi Wibowo, diawali dengan peningkatan kualitas pendidikan guru. “Itulah kenapa, guru harus memberdayakan tunjangan yang diterima untuk pengembangan keprofesian. Melalui kegiatan pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif,” jelasnya.

Bupati menuturkan, sesuai Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara  dan Reformasi Birokrasi (Permeneg PAN&RB) Nomor 16 tahun 2009, unsure kegiatan yang dinilai dalam memberikan angka kredit bagi jabatan fungsional guru terdiri dari unsure utama dan penunjang. Unsur utama meliputi  kegiatan pendidikan, pembelajaran dan tugas tambahan serta pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB).

“Saya berharap setelah tiga tahun sejak diadakan uji kompetensi guru pada 2013, saat ini ada peningkatan yang berarti,” tandasnya.

Kepala Dinas Pendidikan Tri Gunawan mengungkapkan, dalam pelaksanaan uji kompetensi guru  2013 lalu, di Purbalingga baru memiliki nilai 6,2 dari jumlah total 5.600 guru. Padahal menurut rencana pembangunan nasional, target pada 2018 harus ada 80 persen guru mempunyai nilai uji kompetensi 8,1.

“Akan kita tingkatkan terus melalui penilaian kerja berkelanjutan. Sehingga harapannya nanti trennya akan semakin naik,” katanya.

Menurut Tri Gunawan, melalui penilaian kerja berkelanjutan nantinya dapat diwujudkan adanya guru-guru yang professional. Dalam kegiatan tersebut, para guru akan dinilai kinerjanya secara terus-menerus.

Purbalingga sendiri, lanjut Tri Gunawan telah bekerjasama dengan USAID PRIORITAS dan ProDEP. Melalui program USAID PRIORITAS, kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) akan dilaksanakan untuk sekolah sasaran yakni untuk 16 SD dan 8 SMP/MTs. Seluruhnya berada dalam wilayah kecamatan Kemangkon dan Kecamatan Mrebet.

Dia mengharapkan, kerjasama USAID akan berlanjut tidak hanya sampai 2017 saja, sehingga dapat dikembangkan untuk wilayah lainnya. Tri Gunawan juga mengajak para fasilitator daerah yang sudah dilatih oleh USAID, mampu mengimbaskan kemampuanya kepada sekolah yang bukan sekolah sasaran.

“Kalau hanya 16 sekolah dari 468 SD dan 71 SMP, itu kita belum apa-apa. Masih bagian kecil sekali dari jumlah ideal yang ada,” katanya.

Harapanya, model pembelajaran, administrasi kependidikan dan lainnya akan mempunyai keseragaman dengan tingkat yang lebih baik.(Hardiyanto)