PURBALINGGA INFO, Maraknya Hoaks di media sosial akhir-akhir ini membuat Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Cadas Desa Bumisari, Kecamatan Bojongsari terpanggil untuk membuat kegiatan diskusi dengan tema Melawan Hoax di era Milenial. Diskusi yang digelar secara lesehan  ditempat wisata Curug Duwur dengan hidangan es degan (kelapa muda) dan pecel kupat serta mendoan anget membuat diskusi semakin gayeng.
Ryan Rachman salah satu penggagas KIM Cadas mengatakan hoax di era milenial kerap menghinggapi para generasi muda. Kurangnya literasi menjadi faktor pemicu maraknya hoaks, kemudian membagikan informasi tanpa disaring dulu. Kalau dulu ada kata pepatah mulutmu harimaumu sekarang jempolmu harimaumu.
” Berita hoaks merupakan berita bohong palsu yang sengaja dibikin dengan tujuan tertentu,” katanya.
Sedangkan Pujianto ketua KIM Lentera Karanganyar mengatakan hoaks bisa dilawan dengan berbagai media, seperti diskusi atau nama kerennya “juguran” dengan sesama anggota KIM. Dengan juguran tanpa adanya sekat antara anggota, anggota yang mempunyai informasi baik dari pemerintah maupun masyarakat bisa disampaikan dalam juguran tersebut dan diskusikan bareng.
” Biasanya kita juguran dengan ngopi bareng, tanpa ada formalitas yang kaku, sehingga berbagai pendapat muncul dari berbagai anggota yang mempunyai latar belakang pendidikan, pekerjaan berbeda.” ujarnya.
Ketua KIM Mentari Kaligondang, Ghofur Wahyudiono mengatakan menangkis hoaks KIM mempunyai peranan yang sangat strategis. KIM yang keberadaannya di desa bisa menjadi penghubung antara pemerintah dan masyarakat terkait kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa.
” Banyaknya anggaran yang masuk ke desa melalui Dana Desa (DD) bisa digunakan oleh pemerintah desa untuk membenahi sistem informasi desa. Keberadaan KIM bisa di fungsikan oleh Pemdes membantu agar informasi tidak berhenti. Dan itu juga sejalan dengan adanya UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP),” katanya.
Sedangkan Kasi Komunikasi Publik pada Dinas Komunikasi dan Informatika Purbalingga Sapto Suhardiyo mengatakan keberanaan KIM sangat penting dan efektif untuk menangkal hoaks yang berkembang di masyarakat. Dengan pertemuan tatap muka melalui KIM informasi tidak berhenti, karena tatap muka mudah dipahami dibandingkan penggunaan media lainnya.
” KIM merupakan media tatap muka, ngobrol bareng, diskusi bareng yang note bene tanpa sekat yang lebih mengedepankan komunikasi dan silaturahmi. KIM bisa menjadi penghubung antara pemerintah dana masyarakat atau sebaliknya,” kata Sapto.
Karena keberadaan KIM yang efektif dalam penyampaian informasi dibandingkan dengan media-media lainnya, lanjut Sapto,  Dinkominfo akan lebih menggencarkan lagi kegiatan KIM dan sejenisnya di tahun 2019 yang akan datang. Sapto juga berharap dukungan semua pihak agar keberadaan KIM lebih meningkat lagi, baik sumber daya manusia, kebijakan anggaran serta sarana-prasana yang ada.
” Pada intinya Dinkominfo siap memfasilitasi terbentuknya KIM-KIM baru dan juga memfasilitasi kegiatan-kegiatan KIM,” katanya. (PI-2)