PURBALINGGA  – Seorang perempuan Purbalingga positif mengidap Human Immunodeficiency Virus (HIV) setelah menyusui keponakannya yang masih bayi. Perempuan yang namanya disamarkan sebagai Bunga menyampaikan testimoninya pada acara Seminar Penanggulangan HIV/AIDS di Pendapa Dipokusumo Purbalingga, Selasa (15/12).

Seminar yang dikemas dalam format talkshow itu menghadirkan pembicara Kepala Dinas Kesehatan dr Nonot Mulyono MKes, Kepala Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Goeteng Tarunadibrata, drg Hanung Wikantono dan Kepala Klinik Voluntari Counseling and Testing (VCT) dr Wuryanto.

Dituturkan perempuan yang mengenakan masker itu, adik perempuannya meninggal tidak lama setelah melahirkan seorang bayi. Setelah adiknya meninggal, perempuan itulah yang menyusui si bayi. Tidak disangka beberapa bulan kemudian ia dinyatakan positif mengidap virus mematikan itu.

“Keluarga kami sama sekali tidak mengetahui adik perempuan saya mengidap AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Kami juga tidak tahu bayinya tertular HIV dari ibunya. Sampai saya akhirnya tertular HIV setelah menyusui keponakan saya itu,” tutur Bunga sambil terisak.

Kepala Klinik VCT atau klinik pemeriksaan HIV/AIDS RSUD dr Goeteng Tarunadibrata, dr Wuryanto menyebut kasus ini tergolong langka. Umumnya, bayi tertular HIV dari ibunya melalui Air Susu Ibu (ASI). Menurutnya, yang terjadi pada Bunga, bisa jadi saat menyusui keponakannya, puting payudaranya itu tergigit oleh si bayi hingga luka dan menularkan virus HIV tersebut. Apalagi, dari penuturan keluarganya, si bayi juga sering muntah darah.

“Dimungkinkan penularannya melalui pertukaran darah saat menyusui. Ketika puting payudaranya terluka digigit si bayi dan bayinya juga muntah darah,” jelas Wuryanto.

Dokter Wuryanto menambahkan, sejak didirikan Klinik VCT di RSUD Dr Goeteng Tarunadibrata Purbalingga pada 2010, hingga akhir 2014 tercatat sedikitnya 86 pengidap HIV positif. Tidak kurang dari 30 persennya sudah terkena AIDS. Pada 2015, ditemukan 29 kasus HIV dan tiga diantaranya sudah berkembang menjadi AIDS.

“Tahun ini sudah ada delapan pengidap sudah meninggal dunia. Ini belum termasuk kasus meninggal yang terjadi sebelumnya,” ujarnya.

Dirinya berharap, melalui sosialisasi yang dilakukan oleh KPA, keberadaan klinik VCT akan semakin dikenal oleh masyarakat. “Masyarakat juga semakin banyak yang secara sukarela menjalani pemeriksaan HIV/AIDS,” tandasnya.

Penjabat Bupati Purbalingga Budi Wibowo berharap setelah dilakukan berbagai upaya sosialisasi dan pencegahan, kedepan di kabupaten Purbalingga tidak ada lagi masyarakat yang tertular HIV/AIDS. Bupati juga mengajak, momentum peringatan Hari Jadi ke-185 Kabupaten Purbalingga dijadikan daya dorong bagi masyarakat dan kita semua untuk menolak tertular HIV/AIDS.

“Yang sudah ada biarlah menjadi contoh bahwa di dunia ini memeng ada virus HIV dan penderitanya atau ODHA (orang dengan HIV/AIDS. Kita dukung mereka agar tetap bisa hidup secara normal. Jauhi virusnya, bukan orangnya,” jelasnya.

Bupati mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh KPA bersama, RSUD Goeteng Tarunadibrata dan masyarakat. Selain kegiatan sosialisasi, lanjut Bupati, agar terhindar dari tertular HIV/AIDS, masyarakat hendaknya senantiasa melaksanakan ajaran agamanya dan berperilaku hidup sehat.

Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Purbalingga, Henny Ruslanto menuturkan, kegiatan sosialisasi merupakan rangkaian kegiatan memperingati Hari AIDS Sedunia 2015 tingkat Kabupaten Purbalingga.

Dalam rangka memperingati Hari AIDS Sedunia, pihaknya telah melaksanakan sejumlah kegiatan seperti penyebaran leaflet di tempat umum utamanya Terminal Bus Purbalingga dan Bobotsari.  Kemudian pemasangan stiker di kendaraan tentang himbauan perilaku hidup sehat.

“Sosialisasi sudah kami lakukan sepanjang tahun. Puncaknya sosialisasi umum yang baru dilaksanakan hari ini,” jelasnya.

Selama 2015 ini, tambah Henny, KPA bekerjasama dengan pihak terkait melakukan sosialisasi dalam berbagai strata masyarakat. Bersama Dinas Pendidikan melakukan sosialisasi kepada para siswa. Dengan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga, juga melakukan sosialisasi pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS kepada pelaku wisata, komponen pemuda dan alumni Paskibraka.

Sosialisasi kepada masyarakat dilakukan bekerjasama dengan mahasiswa KKN di kabupaten Purbalingga. (Hardiyanto)