PURBALINGGA , Dalam menghadapi Mudik 2015 berbagai persiapan telah dilakukan pemerintah kabupaten (Pemkab) bersama jajaran Kepolisian dan TNI. Salah satunya adalah pendirian posko mudik di beberapa tempat, seperti Posko Jompo, Posko Terminal Bobotasri, Posko Terminal Bukateja dan Posko Bayeman.

Pemantauan dibagi menjadi 2 tim, tim 1 dipimpin oleh Bupati Purbalingga dan Tm 2 dipimpin oleh Wakil Bupati Purbalingga.  Tim 1 terdiri dari ketua DPRD, Kapolres, Dandim, Kepala kejaksaan Negeri dan Sekretaris Daerah dan Tim 2 terdiri dari Danyon 406 Bojong, Ketua Pengadilan Negeri serta Danlanud Wirasaba. Masing-masing tim didampingi 12 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis.

Wakil Bupati Purbalingga, Tasdi mengatakan pendirian posko ini berguna untuk mengantisipasi lonjakan arus mudik. Selain menjaga keamanan pemudik, posko berfungsi sebagai rest area bagi para pengendara untuk melepaskan kelelahannya selama berkendaraan

“Posko juga dilengkapi dengan posko kesehatan, yang bisa digunakan oleh pengendara untuk memerikaskan kesehatannya. Secara keseluruhan persiapan Mudik 2015 telah 100 persen,” ujar Tasdi saat melakukan pantauan persiapan arus Mudik 2015, Senin (13/7).

Salah satu staf Puskesmas Bukateja yang sedang piket posko, Wiyardoko mengatakan tim kesehatan siap melakukan tugasnya dalam pelaksanaan mudik 2015. Ada 7 petugas kesehatan setiap harinya standby di Posko Bukateja yang terdiri dari PMI 4 orang dan para medis 3 orang.

“Untuk tenaga para medis berasal dari Puskesmas Kejobong, Kutawis, Bukateja, kemangkon, dan RS Harapan Ibu, yang tiap harinya terbagi menjadi 3 sift,” ujar Wiyardoko.

Wiyardoko menambahkan, selain tenaga medis, persiapan kesehatan lainnya adalah perlengkapan medis dan obat-obatan PPPK,  juga juga telah dipersiapkan 1 buah mobil siaga. Mobil ini disiagakan apabila pertimbangan penaganan medis harus dilakukan di Puskesmas atau di rumah sakit.

Pada kesempatan ini itu juga dilakukan pemantauan terhadap harga kebutuhan harga pokok di 3 pasar yakni Pasar Bukateja, Pasar Segamas dan Pasar Bobotsari. Dari hasil pemantauan pada umumnya harga masih stabil sebagaimana hari-hari biasa. Kenaikan terjadi hanya pada daging sapi sebesar Rp. 20 ribu per kg.  (Sapto Suhardiyo)