PURBALINGGA – Investor dari Korea Selatan Mr Kang Jun Ho dengan bendara PT Kokoria tertarik untuk menanamkan modal dan berinvestasi membangun resort dan taman rekreasi di Purbalingga. Sebelumnya, PT Kokoria telah membuka usaha restoran dan rumah makan di Kecamatan Sumbang, Banyumas dengan nama Manayo,, dan peternakan kambing di Desa Binangun, Kecamatan Mrebet.

Ketertarikan investor tersebut muncul saat Mr Kang Jun Ho memaparkan rencana proyek pembangunan resort dan taman rekreasi di ruang rapat bupati Purbalingga, Sabtu (24/9). Rapat dihadiri SKPD (Satuan kerja Perangkat daerah) terkait seperti Bappeda, Dinbudparpora, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian Kehutanan dan Pekebunan, Kantor Penanaman Modal dan pelayanan Terpadu (KPMPT), Bagian Perekonomian serta instansi terkait lainnya.

Mr Kang Jun HO memaparkan, resort dan taman rekreasi akan dibangun pada areal lahan seluas 49,212 meter persegi yang berada di wilayah Desa Binangun, Kecamatan Mrebet dan Desa Bumisari, kecamatan Bojongsari. Fasilitas yang dibangun berupa rumah makan, 10 buah cottage berbahan kayu yang terdiri dari 5 cottage dengan ukuran masing-masing 100 meter, dan lima cottage lainnya masing-masing seluas 120 meter. Selain itu akan dilengkapi fasilitas arena wisata berkuda, camping ground, area api unggun, SPA (solus per aqua), flower garden dan sirkuit motor.

Dari luasan lahan yang hampir 5.000 meter, kami hanya memanfaatkan untuk bangunan lima persennya saja. Itupun bangunan menggunakan kayu dan tidak banyak pondasi semen permanen. Sementara sisanya dibuat apa adanya hanya kondisi lahan dimatangkan. Untuk sirkui juga berupa jalan tanah, bukan aspal atau cor,” kata Mr Kang.

Mr Kang menjelaskan, jika rencana proyek ini jalan, setidaknya akan mampu menyerap tenaga kerja sekitar 200 orang. Para pekerja ini khususnya untuk pekerja umum, akan diambilkan dari warga sekitar, sementara untuk profesional dari tenaga terseleksi oleh manajemen. “Resort dan taman rekreasi kami dengan sasaran pasar wisatawan baik mancanegara maupun nusantara, anak-anak sekolah, keluarga, dan kantor,” katanya.

Mr Kang mengatakan, untuk membangun proyek tersebut, kendala yang dihadapi berupa jalan masuk yang masih sangat sempit, dan tidak cukup untuk jalur bus besar.. Selain itu juga jaringan listrik 3 phase yang belum tersedia, serta sumber air.

“Untuk sumber air, kami sudah mencoba mengatasinya dengan membeli tanah yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi. Berdasar uji geolistrik, terdapat sumber air dengan debit skeitar 4 liter per detik. Sumber air ini nantinya selain digunakan untuk kebutuhan resort, juga untuk masyarakat sekitar yang membutuhkan,” kata Mr Kang.

Mr Kang berharap, dukungan semua pihak termasuk masyarakat setempat untuk rencana pembangunan proyeknya. Mr Kang memprediksi, resort yang dibangun akan dikoneksikan dengan wisata agroi di Serang Karangreja dan destinasi lain di Purbalingga. Pihak manajemen rencananya juga akan membangun 20 kios cinderamata yang bisa menjadi usaha barubagi masyarakat sekitar dan pelaku desa wisata. “Kami akan menanamkan modal sekitar Rp 75 miliar. Rencananya proyek akan dibangun dalam tiga tahap, namun jika ada protes dari masyarakat, maka kami tidak akan membangun proyek tersebut. Kami siap mengikuti prosedur aturan yang ditetapkan Pemkab purbalingga,” kata Mr Kang yang sudah tinggal di Indonesia selama 14 tahun.

Sementara itu Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengatakan, pihaknya sangat menyambut baik investor yang membangun destinasi wisata baru sepanjang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan Pemkab. Destinasi wisata baru tersebut diharapkan akan memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang ke Purbalingga. Resort juga tidak akan bersaing dengan homestay yang dikelola oleh kelompok sadar wisata, karena segmen pasar wisatanya yang berbeda..

“Apalagi kebijakan pemkab Purbalingga yang seiring dengan kebijakan pemerintah pusat yang terus mengembangkan sektor pariwisata. Pemerintah pusat menempatkan sektor pariwisata program utama dan program prioritas selain infrastruktur, pangan, energi dan maritim. Disisi lain, kebijakan pemerintah pusat yang membuka akses Bebas Visa Kunjungan (BVK) bagi 169 negara akan memberi peluang besar masuknya wisatawan mancanegara ke Indonesia. Peluang ini harus ditangkap oleh pemerintah daerah, termasuk Purbalingga,” kata Prayitno. (y)