PURBALINGGA – Ada pemandangan berbeda terlihat di sepanjang Jalan Jenderal Soedirman arah Alun Alun Purbalingga pada Senin siang (14/3). Sejumlah pemain kuda lumping terlihat melakukan arak-arakan sambil sesekali melakukan atraksi pecut. Para pemain kuda lumping itu ternyata personel polisi dari Satlantas Polres Purbalingga yang tengah melakukan aksi Operasi Simpatik Candi 2016 dan Sosialisasi Tertib Lalu Lintas wilayah Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTL) di kabupaten Purbalingga.

Diawali mobil siaran keliling, puluhan pemain kuda lumping berseragam polisi dan punakawan ini berjalan diikuti sejumlah personel gabungan dari TNI, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dinhubkominfo), Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan anggota Patroli Keamanan Sekolah (PKS). Di sepanjang jalan yang dilalui mereka membagikan brosur himbauan tertib lalu lintas dan pengenalan kembali KTL yang berlaku sepanjang Jalan Jenderal Sudirman mulai Pos Polisi Padamara, Lingkar Alun Alun hingga Bundaran Kodim 0702 Purbalingga.

Di Alun Alun Purbalingga, para pemain kuda lumping ini berhenti dan memainkan atraksi lebih menarik. Bahkan Kapolres Purbalingga AKBP Anom Setyadji dan Wakapolres Kompol Samdani terlihat ikut bermain kuda lumping yang merupakan salah satu kakayaan budaya masyarakat Purbalingga.

Personel lainnya, terlihat sibuk membagikan bunga dan brosur  sosialisasi kepada para pengendara yang melintas. Sejumlah Polwan juga menghampiri pengendara yang kedapatan tak menggunakan helm dengan sempurna dan membantu mengaitkan kunci tali helm tersebut. Aksi simpatik juga diperlihatkan polisi dengan membagi helm gratis kepada anak-anak yang tak menggunakan helm.

“Kita sengaja menggunakan budaya lokal seperti punakawan dan pemain ebeg (Kuda Lumping-red) untuk mencari simpatik dari masyarakat. Agar operasi simpatik yang kita gelar berhasil,” ujar Wakapolres Komisaris Polisi Samdani di sela-sela operasi.

Selain untuk mencari simpatik, kegiatan operasi berbudaya lokal ini sekaligus sebagai bentuk nguri-uri budaya yang ada di Purbalingga agar terus terpelihara dengan baik. Melalui kontek berbudaya seperti ini, lanjut Wakapolres, masyarakat diharapkan makin simpatik dan mau bersama-sama polisi menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas.

“Hingga dua pekan pelaksanaan operasi simpatik 2016 hasilnya baik. Di seluruh wilayah target operasi tidak ada terjadi kecelakaan. Artinya angka lakalantas turun,” jelasnya.

Ditambakan Wakapolres, selama dilaksanakan operasi simpatik, jajarannya lebih banyak melakukan upaya preventif, preentif dan represif. Dimana tujuannya untuk lebih meningkatkan kesadaran pengguna kendaraan agar lebih tertib berlalu lintas sehingga dapat mengurangi kecelakaan di jalan raya.

“Target penindakan secara hukum hanya 20 persen, preventif 40 persen dan preentif juga 40 persen,” katanya.

Disamping melaksanakan operasi simpatik, di seluruh wilayah jajaran yang berada di luar target operasi juga dilakukan penegakan hukum terutama di daerah pinggiran. Hal tersebut guna mendukung keberhasilan Operasi Simpatik Candi 2016. (Hardiyanto)