PURBALINGGA – Sekelompok pemuda pelopor Purbalingga yang juga pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), Jumat siang (18/12) melaunching sebuah komunitas berbasis online dan pelatihan-pelatihan berbasis bisnis dunia maya. Komunitas itu mereka namakan Purbalingga Business Community (PBC).
Ketua PBC, Mareta Dian mengungkapkan terbentuknya PBC sebagai sebuah perkumpulan untuk para pengusaha baik yang menghasilkan produk maupun yang tidak menghasilkan produk tetapi berkutat dalam usaha pemasaran produk atau reseller. Tujuannya, dapat saling membantu dalam mengembangkan usaha terutama dalam memasarkan produk-produk local Purbalingga.
“Dengan adanya komunitas ini diharapkan produk-produk Purbalingga bisa lebih meningkat omsetnya,” ujar Mareta yang juga pemilik usaha coklat Mareta, saat launching PBC di Aula Griya UMKM, Jumat (18/12).
Dengan adanya PBC, lanjut Mareta, pihaknya ingin menciptakan reseller yang kompeten dibidangnya. Juga menjamin ketersediaan produk dari para pengusaha yang bergabung dalam komunitas. Untuk mencapai itu, pihaknya menyiapkan sejumlah agenda pelatihan kepada pengusaha tentang bisnis di dunia maya.
“Pemasaran online akan kita lakukan melalui media fanpage dan akun facebook, tweet offering dan media social berbasis internet pada PC maupun smartphone,” jelasnya.
Pegiat Komunitas Bisnis Online Banyumas (Kombas), Basuki mengajak para pelaku usaha mampu memasarkan produknya secara online. Selain untuk mempeluas pasar, juga untuk menghemat modal berputar. Dikatakan Basuki, ketika kita berada di bisnis offline atau melalui took produk, biasanya pelaku usaha terbentur permodalan karena bisnis offline banyak yang menggunakan system konsinyasi.
“Sistem ini memberatkan usaha UMKM karena butuh modal besar dan perputaran yang rendah sehingga harus didukung dengan system online yang menerapkan pembayaran cash,” terangnya.
Kehadiran Purbalingga Business Commudity sangat direspos positif oleh Kasi Pembinaan dan Pengembangan UMKM Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Dinperindagkop), Adi Purwanto. Menurut Dia, kelemahan para pengusaha saat ini memang lebih asik dalam berproduksi dan pemasaran offline. Namun kebanyakan lupa meningkatkan ilmu pemasaran online.
Padahal, lanjut Adi, adanya reseller sebenarnya sangat membantu meningkatkan omset usaha. “Kami mencoba membangkitkan spirit dan membuka wawasan para pelaku usaha untuk lebih memahami dunia maya dalam meningkatkan omset usahanya,” katanya sembari menandaskan para reseller dunia maya ini tidak harus mempunyai produknya sendiri.
Dengan demikian, lanjutnya, masing-masing dapat fokus dalam meningkatkan usahanya. Dia mengingatkan para pelaku usaha agar ketersediaan produk agar senantiasa dijaga, sehingga tidak merugikan reseller dan akhirnya mengecewakan para pelanggan. (Hardiyanto)