PURBALINGGA  – Tari Lengkem dari kabupaten Purbalingga menjadi harapan provinsi Jawa Tengah untuk menjadi juara pada event Parade Tari Nusantara yang akan digelar 2016 mendatang. Pasalnya selama penyelenggaraan Parade Tari Nusantara, belum sekalipun Jawa Tengah menjadi juara umum.
“Saya sangat berharap Tari Lengkem yang akan menjadi wakil Jawa Tengah mampu membawa Jateng menjadi juara umum. Karennya persiapkan dan maksimalkan unsur unsur yang menjadi penilaian sehingga penampilannya menjadi lebih maksimal,” ujar Kasi Promosi dan Informasi Kantor Perwakilan Jawa Tengah di Jakarta, B Emy DM saat pentas Duta Seni Kabupaten Purbalingga di Anjungan Jawa Tengah Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Minggu (22/11).
Sebelumnya tari khas Purbalingga yang koreografinya digarap oleh Juniarti dari sanggar tari Puri Beksa Penaruban, Kaligondang menjadi juara satu pada pergelaran Festival Seni Tradisional tingkat provinsi Jawa Tengah April lalu. Pada tahun 2014 Purbalingga juga mendapat predikat yang sama. “Karena dua kali berturut-turut menjadi juara, maka pada 2016 Purbalingga berhak tampil pada Parade Tari Nusantara tingkat nasional sebagai wakil Jawa Tengah,” jelas Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Sri Kuncoro.
Menurut penciptanya, Juniarti, tari Lengkem atau lengger kempreng merupakan perpaduan antara dua unsur kesenian dan religi. Yaitu kesenian lengger dan kempreng atau alat musik rebana sebagai unsur religi. Penggunaan sampur yang biasa menjadi properti  para penari lengger juga dimanfaatkan sebagai simbol penggunaan kerudung.
“Bersama Dinbudparpora kami siap menghadapi even parade tari nusantara. Kita kembangkan terus tarian ini baik secara tata gerak, tata musik, dan unsur lainnya yang dibutuhkan,” ujar pelatih tari yang kini memiliki 60 anak didik.
Kepala Dinbudparpora Purbalingga Subeno yang turut mengawal para duta seni Purbalingga tampil di TMII menuturkan, program duta seni merupakan salah satu program dari kantor perwakilan Jawa Tengah di TMII yang bekerjasama dengan kabupaten/kota se Jawa Tengah. Tujuannya untuk mengembangkan potensi seni dan budaya yang ada di kabupaten/kota termasuk Purbalingga.
“Tahun ini kita menampilkan empat sajian meliputi dua sajian tari, seni campursari dan seni tutur,” kata Subeno.
Seni tari yang disajikan meliputi tari Lengkem (Lengger Kempreng-red) dan tari Nitis oleh sanggar tari Puri Beksa Penaruban. Kemudian sajian campursari bersama grup Sahra Nada Bojongsari dan seni tutur Sanggar Dresanala Purbalingga. Pada penampilan seni tutur mengangkat cerita rakyat babad wirasaba berjudul Palangan Tuing, atau Pantangan bepergian pada hari pasaran Setu Paing.
Subeno menambahkan, pihaknya akan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas berkesenian melalui berbagai program yang dijalankan oleh Dinbudparpora. “Fokus kita mengembangkan seni dan budaya Purbalingga yang sekaligus mampu menghidupi seniman dan pelaku budaya yang ada. Artinya kita mengapresiasi para seniman dan budayawan sehingga mereka yang mengambil pilihan menjadi pelaku seni dapat menjadi seniman dan budayawan yang berdaya saing,” jelasnya.
Menurut Subeno, saat ini perkembangan seni dan budaya di Purbalingga semakin tumbuh meningkat. Purbalingga selalu menjadi yang terbaik di tingkat provinsi Jawa Tengah. Khusunya untuk bidang tari, lanjut Subeno Purbalingga sangat produktif dalam mencipta kreasi-kreasi baru. Bahkan diapresiasi baik ditingkat Jawa Tengah maupun nasional.
Pentas duta seni kabupaten Purbalingga berlangsung meriah, dihadiri oleh warga Purbalingga di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) yang tergabung dala sejumlah paguyuban. Seperti Kulabangga, Papeling, Braling Mania dan Klawing Stone. (Hardiyanto)