PURBALINGGA – Di zaman yang serba digital sekarang ini, tantangan orang tua dalam mendidik akan semakin berat. Orang tua akan dihadapkan pada singkatnya mendidik anak, sehingga dalam menghadapai tantangan mendidik anak di era digital, peran orang tua di rumah menjadi pendidik pertama serta pendobrak dan benteng anak terhadap perkembangan zaman.

“Orang tua atau ayah dan ibu saya minta harus berubah dalam mendidik anak-anaknya, karena waktu mendidik anak sangatlah cepat, dimulai dari jenjang PAUD, TK, SD serta SMP dan SMA atau saat-saat anak berseragam. Usai anak-anak tidak lagi berseragam, orang tua harus tetap menjadi pendidik mereka di dalam rumahnya,”pinta Neno Warisman, parenter yang juga artis saat menjadi narasumber pada acara Seminar Smart Parenting Sekolah Dasar  Muhammadiyah 1 Purbalingga di Pendapa Dipokusumo Sabtu (16/7) yang diikuti  ratusan orang tua dan calon siswa baru, dengan narasumber lain Bupati Purbalingga Tasdi dan dihadiri Pimpinan Daerah Muhammadiyah Purbalingga Ali Sudarmo.

Untuk itu, sambung Neno, disaat anak-anak tidak lagi berseragam sekolah, dan disaat  orang tua menagih bakti anak terhadap orang tua, peran orang tua menjadi pendidik di rumah harus tetap ada. Sehingga orang tua perlu berhati-hati jangan sampai orang tua tidak mengenal anak-anaknya serta jangan sampai  orang tua kecewa, kalau mereka sudah pergi ke dunianya di era digital atau dunia maya.

“Kalau anak-anak sudah pergi ke dunia maya/digital, mereka akan lupa segalanya, untuk itu hati-hatilah para ibu/orang tua, sedikit saja lengah dan lepas dari pendidikan orang tua dirumah, mereka akan asyik dengan duniannya,”jelasnya.

Dengan waktu yang singkat mendidik anak, tambah Neno, orang tua diminta berubah dan merebut kesempatan untuk tetap mendidik anak di rumahnya. Ayah ibu juga diminta menjadikan  pendidik pertama di rumahnya dalam rangka menjadikan anak-anak kelak, menjadi manusia-manusia  yang berkarakter mulia. Menurut Neno, manusia  yang punya karater mulia tidak punya sifat rakus, tidak mementingkan dirinya sendiri, mau bekerja tanpa ada konsesi apapun, mementingkan persatuan daripada keterpecahan.

Untuk itu, ibu adalah pendobrak dan  benteng terakhir untuk anak-akan, jikalau dalam rumah, seorang  ayah tidak punya perhatian kepada anaknya, akan tetapi selama masih ada ibu serta selama setiapa ibu masih memegang nilai-nilai pendidikan, maka anak-anak akan selamat. Sebaliknya, seorang ayah tidak sudah tidak punya perhatian serta ibu juga tidak, niscaya tidak ada generasi-generasi yang diharapkan di dalam rumahnya.

Bupati Purbalingga Tasdi mengatakan, bahwa semua dana pendidikan diarahkan untuk membangun masyarakat yang diidamkan, sebagaimana tertuang dalam visi Pemerintah Kabupaten (pemkab) Purbalingga, yaitu Purbalingga yang mandiri dan berdaya saing untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera berakhlak mulia.

“Melalui visi tersebut, Pemkab Purbalingga menginginkan masyarakatnya memiliki kemandirian yang tinggi tanpa mengandalkan ketergantungan dengan pihak lain serta memeiliki daya saing yang kuat di percaturan regional maupun global. Sehingga kehidupannya akan semakin mantap, kuat serta mampu berada di garda terdepan dalam menguasai kehidupan yang semakin keras,”jelasnya.

Bupati menandaskan, dengan kemandirian dan daya saing tersebut, akan diwujudkan masyarakat yang sejahtera, namun harus memiliki landasan kokoh berupa akhlak mulia, sehingga akan tercipta suasan masyarakat yang selamat dunia akhirat.

Kepala SD Muhammadiyah 1 Purbalingga Daryono menjelaskan, bahwa kegiatan seminar parenting tersebut, untuk menyelaraskan pengertian antara orang tua siswa dengan pihak sekolah mengenai pembelajaran siswa/anak didik. Tujuan lainnya adalah memberi pemahaman baru tentang metode pendidikan anak yang efektif serta menjalin silaturahmi yang baik antara orang tua dan pihak sekolah. (Sukiman)