PURBALINGGA – Perang lempar tomat menjadi tontonan unik wisatawan dalam rangkaian Festival Gunung Slamet (FGS) II yang dipusatkan di Desa wisata Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Jum’at (14/10). Tontonan ini mirip yang digelar di sebuah kota kecil di Bunoi, Spanyol. Hanya saja, jika perang tomat di Spanyol menghabiskan tomat hingga 16 ton, namun di Desa Serang, hanya menghabiskan tomat sekitar tiga kuintal.
“Ajang perang lempar tomat merupakan atraksi wisata yang unik, dan perlu dikembangkan lebih besar pada tahun-tahun mendatang. Atraksi ini nantinya tidak hanya dikenal masyarakat Jateng, tetapi juga nasional, bahkan mendunia,” ujar Bupati Purbalingga Tasdi, usai membuka ajang perang tomat di kawasan Lembah Asri Rest Area Serang, Karangreja.
Atraksi perang tomat pun berlangsung seru. Bahkan, Bupati Tasdi yang sempat menonton, tertarik untuk masuk ke kolam yang menjadi ajang perang tomat. Bupati Tasdi membawa satu tas kresek tomat, dan langsung dilemparkan ke lawan mainnya yang berjarak sekitar 10 meter. Tasdi pun mendapat serangan balik dari lawan. “Wah.. sangat seru, mumpung bisa melempar Pak Bupati dengan tomat.” Ujar Rohman, warga setempat sembari tertawa.
Perang tomatytidak saja diikuti oleh warga setempat, tetapi juga para pelajar yang sengaja datang untuk meramaikan dan juga wisatawan. Setiap kelompok berisi 15 orang, dan mendapat jatah tiga kantung tomat. Permainan babak pertama berlangsung sekitar sepuluh menit, dan kemudian berpindah tempat. Pada babak kedua, setiap regu kembali diberi tomat tiga kantung.
“Perang tomatnya asyik dan seru, kita bisa bergeembira sambil melempar tomat ke teman-teman. Kalau kenapun tidak sakit, karena tomat yang dipakai sudah ranum,” ujar Anis, siswi SMPN 2 Karangreja yang mengikuti perang lempar tomat.
Dibagian lain, usai mengikuti perang lempar tomat, Bupati Tasdi meminta kepada warga masyarakat di desa wisata Serang untuk terus menerapkan Sapta Pesona Wisata. “Sambutlah wisatawan dengan menerapkan Sapta pesona wisata. Jangan sampai wisatawan diperas seperti layaknya preman. Mereka datang ke Serang untuk berwisata dan menikmati keindahan alam, berikan kenangan terbaik kepada wisatawan yang datang,” pesan Tasdi.
Tasdi menambahkan, Pemkab Purbalingga terus mendorong sektor pariwisata, termasuk desa-desa wisata. Sektor pariwisata mampu menggerakan perekonomian masyarakat, khususnya desa-desa wisata yang sudah berkembang baik seperti desa wisata Serang. Disisi lain, Pemkab juga terus memperbaiki infrastruktur menuju destinasi wisata termasuk ke desa wisata.
“Untuk jalur menuju Desa wisata Serang, sudah mulai dilebarkan jalannya. Mudah-mudahan bus besar bisa lewat dan wisatawan bisa nyaman saat perjalanan menuju desa Serang,” kata Tasdi. (y)