PURBALINGGA – Sembilan kabupaten akan ambil bagian dalam even promosi wisata bersama yang dipusatkan di alun-alun Purbalingga, 14 Oktober 2016 mendatang. Even ini akan menampilkan atraksi seni budaya dan diharapkan akan mendongkrak kunjungan wisatawan ke Purbalingga. Sembilan kabupaten yang akan ikut ambil bagian masing-masing Banjarnegara, Banyumas, Cilacap, Kebumen, Pemalang, Tegal, Pekalongan, Brebes dan tuan rumah Purbalingga.
“Pemprov Jateng melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memfasilitasi even bersama ini untuk mendongkrak kunjungan wisata ke Jawa Tengah. Even wisata itu diharapkan tidak hanya menjadi kunjungan wisatawan domestik, tetapi juga wisatawan mancanegara,” kata Kasi Pengembangan Destinasi Wisata Dinbudpar Jateng, Rastiyono, usai menggelar rapat persiapan di aula Dinbudparpora (Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga) Purbalingga, Rabu (28/9). Rapat dipimpin Kepala Dinbudparpora Purbalingga Drs Subeno, SE, M.Si dan dihadiri utusan sembilan kabupaten.
Dikatakan Rastiyono, Dinbudpar Jateng telah menggelar even promosi bersama serupa di masing-masing wilayah dengan pendekatan forum kerjasama antar kabupaten atau Bakorwil. Even yang telah dilakukan seperti di wilayah Pantura yang digelar di Slawi, event di Kedu yang digelar di Kebumen, dan even di Pantura Timur yang digelar di Kabupaten Rembang. “Untuk wilayah Barlingmascakeb, akan digelar di alun-alun Purbalingga 14 Oktober mendatang mulai jam 15.00 sore hingga malam hari. Pesertanya, tidak hanya dari lima kabupaten se-Barlingmascakeb, tetapi ditambah Pemalang, Brebes, Pekalongan, dan Tegal,” kata Rastiyono.
Rastiyono berharap, even bersama yang digelar di Purbalingga akan lebih meriah. Selain persiapan yang matang, juga keikutsertaan sejumlah kabupaten lain yang sangat antusias. “Even ini paling tidak akan mempromosikan Purbalingga sebagai salah satu destinasi wisata di Jateng, dan juga akan menggerakan perekonomian daerah,” ujarnya.
Rastiyono menjelaskan, dalam even wisata tersebut, setiap kabupaten akan menampilan seni budaya yang menjadi daya tarik atraksi wisata. Bukan penampilan tarian atau seni model paket biasa, tetapi harus berupa seni kolosal yang digarap menarik. “Kalau tarian biasa, tidak banyak menjadi daya tarik wisatawan, tetapi pentas seni kolosal yang digarap bagus dan memiliki daya pikat untuk ditonton,”katanya.
Dinbudpar Jateng, lanjut Rastiyono, akan memfasilitasi even tersebut, mulai dari penyiapan panggung yang besar berukuran 10 x 8 meter dengan tinggi 1,5 meter, sound sistem, tata lampung, dan tenda untuk tamu. Setiap kabupaten kota juga diharapkan membawa tiga paket souvenir berupa kain batik atau kain khas daerah setempat untuk dibagikan sebagai doorprice penonton. Dooprice dibagikan setelah penonton bisa menjawab pertanyaan tentang daya tarik wisata yang ada di masing-masing kabupaten.
“Kami berharap, even bersama ini mendapat dukungan semua pihak, dan harapannya tidak sekedar menjadi tontonan massal saja, tetapi mampu mengundang wisatawan untuk datang ke Purbalingga,” harap Rastiyono.
Sementara itu kepala Dinbudparpora Purbalingga Drs Subeno, SE, M.Si mengatakan, gelaran even bersama ini sengaja dipilih waktunya bersamaan dengan penyelenggaraan Festival Gunung Slamet (FGS) yang akan berlangsung di Desa Serang, Kecamatan Karangreja 13 dan 15 Oktober 2016. “Wisatawan yang datang ke Purbalingga, selain bisa menyaksikan even bersama ini, juga diharapkan bisa menyaksikan Festival Gunung Slamet,,” kata Subeno.
Rangkaian FGS, lanjut Subeno, akan menyajikan ruwatan, ritual pengambilan air dari mata air Si Kopyah, arak-arakan gunungan hasil bumi, gelar wayang kulit, dan jazz diatas gunung. FGS akan dipusatkan di kawasan rest area desa wisata Serang dan sumber mata air Sipkoyah. (y)