Produksi Film Tuyul 2

Tak seperti umumnya juara, anak-anak SMP N 4 Satu Atap Karangmoncol justru menyumbangkan hadiah sebagai juara 1 pada dua film sekaligus senilai total Rp 15 juta untuk membangun masjid di lingkungan sekolahnya. Padahal anak-anak Tunjungmuli ini bukanlah anak-anak dari keluarga berkecukupan.

“Hal ini membuat pihak Sagamovie sebagai panitia festival film terharu dan tergerak untuk ikut menyumbangkan dana senilai 15 juta rupiah. Sedang selama ini memang sudah ada gerakan amal jariyah di kalangan guru dan siswa, terkumpul 3 juta. Jadi total 33 juta rupiah,” ungkap guru wiyata bhakti, Aris Prasetyo SSn yang juga pembimbing ekstra kurikuler film di sekolah dalam siaran persnya, Selasa (22/10).

Rencananya, dana sumbangan dan hadiah akan diserahkan pihak panitia di SMP Negeri 4 Satu Atap Karangmoncol, Sabtu (26/10). Penyerahan hadian dan sumbangan inipun akan disaksikan oleh Wakil Bupati Drs H Sukento Ridho Marhaendrianto MM dan jajaran pejabat di Pemkab Purbalingga sebagai bentuk apresiasi.

“Saya sangat bangga dan sangat terharu, anak-anak ini subhanalloh….mereka saja sangat membutuhkan uang itu, tapi dengan niat ikhlas justru mereka sumbangkan untuk pembangunan masjid sekolah. Seharusnya para pejabat dimanapun malu sama anak-anak Tunjungmuli ini,” tutur Wakil Bupati Sukento terharu.

Masjid yang belokasi di kompleks SMP N 4 Satu Atap Karangmoncol ini rencananya akan dinamai Masjid “Alhamdulillah” sebagai bukti syukur anak-anak Tunjungmuli karena keberhasilannya meraih kesuksesan. Masjid ini akan menjadi tempat anak-anak dan para guru rutin melaksankaan sholat dhuha dan dzuhur berjama’ah.

 

Kantong Sineas Muda

Untuk diketahui, film fiksi mereka berjudul Tuyul  dan video Iklan Layanan Masyarakat karya  berjudul Cermat Menabung karya anak-anak salah satu SMP di pelosok Kabupaten Purbalingga ini sukses menumbangkan lawan-lawannya dari SMP-SMP se-Indonesia yang kebanyakan berada di kota dan full fasilitas. Cerita yang sederhana dan bernuansa lokal yang kental  ini berhasil memikat Dewan Juri Sagamovie yang terdiri dari Subagjo Budisantoso (Institut Kesenian Jakarta/Pelaku Seni),   Eugene Panji (Sutradara) dan Nina Tamam (Aktris) menjadi Jawara di Sagamovie Festival.

“Kalau dulu ada Darti dan Yasin yang kerap memanen juara, sekarang ada adik-adiknya : Eko, Darminto, Nunik dan Didi juga mengikuti jejaknya. Selalu ada kaderisasi sineas-sineas muda di sekolah kami,” ungkapnya.

Menurut Aris, keberhasilan-keberhasilan yang diraih anak-anak didiknya sebagai bukti tanggung jawab pemanfaatan kamera yang pernah dihadiahkan Pemkab Purbalingga saat Darti dan Yasin meraih kejuaraan dalam debut pertama mereka dalam film “Baju Buat Kakek” dan “Pigura” tahun 2010 lalu. Mereka ingin membuktikan hadiah itu benar-benar bermanfaat bagi mereka untuk kesuksesan di dunia, dan juga di kehidupan setelah kematian. (cie)