PURBALINGGA – Usaha rajut yang ditekuni oleh ibu rumah tangga menjadi potensi penyumbang pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan kreatifitas dan inovasi serta dukungan modal dari pemerintah, diharapkan para perajin rajut yang tergabung dalam usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bisa menunjang perkonomian di Purbalingga.
“Potensi UMKM di Purbalingga luar biasa, jumlahnya saat ini mencapai 94 ribu dan salah satunya dari komunitas rajut ini. Sehingga UMKM di Purbalinggga potensi ekonominya luar biasa, dan ini bisa menunjang peningkatn pertumbuhan ekonomi daerah di Purbalingga,”tutur Wakil Bupati Purbalingga saat memberi sambutan pada Syukuran Forum Perajut Purbalingga di Griya UMKM Purbalingga Rabu (1/6)
Menurut wabup, pertumbuhan ekonomi di Purbalingga saat ini relatif menurun dibanding pada tahun sebelumnya, sehingga harapannya, kedepanada peningkatan kaitannya dari sektor-sektor ekonomi. Karena sektor ekonomi terutama UMKM dapat menunjang pertumbuhan ekonomi, salah satunya dari komunitas rajut .
“Dan Alhamdulillah, pada hari ini sudah terbentuk forum ini, harapan saya, forum ini dapat bermanfaat serta ikatan pelaku usaha rajut di Purbalingga semakin kuat. Selain itu, komunitas ini tidak hanya pada forum saja, akan tapi kedepan dapat diurus menjadi usaha yang berbadan hukum sehinggga nanti terkait dengan permodalan akan semakin mudah dan tentunya akan semakin berkembang,”harapnya.
Menurut wabup, kelemahan UMKM di Purbalingga adalah kurangnya kratifitas dan inovasi. Wabup mencontohkan, bahwa kreatifitas dan inovasi tidak terlalu luas, sehingga dinas terkait untuk memfasilitasi bersama pelaku UMKM perlu melakukan studi banding sehingga ada wawasan lain dan dalam berkreatifitas serta berinovasi akan semakin baik. Namun belajar kelebihan dari daerah lain tidak harus dengan studi banding saja, akan tetapi juga dapat dilakukan dengan mencari di media sosial (medsos).
Wabup mengajak, agar UMKM khususnya perajut jangan takut bersaing karena potensi Purbalingga luar biasa, dengan daya saing yang tinggi semua UMKM dapat menghadapi era MEA yang menuntut produk yang kompetitif
“Apalagi sudah menghadapi MEA yang kompetitifnya luar biasa jadi semua pelaku UMKM bersaing memperbutkan pasar, jadi semua harus memiliki sesuatu yang bisa diunggulkan, saya optimis, kedepan komunitas rajut bisa lebih maju dan pemerintah akan memfasilitasi kaitannya dengan pemberdayan UMKM melalaui dinas terkait,”jelasnya.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Kabupaten Purbalingga Erni Tasdi mengatakan bahwa di Purbalingga perajut sudah berjalan ber tahun-tahun tapi belum ada kepengurusan. Saat ini perajut yang ada tergabung dalam tiga kelompok terdiri dari beberapa desa.
Menurutnya, dengan dibentuknya forum ini, nantinya berbagai promosi akan dilakukan melalui pameran-pameran seperti yang selama ini dilakukan.
“Dengan adanya forum ini diharapkan agar ibu-ibu ada kegiatan untuk mengisi waktu luang, selain itu juga untuk menggugah hati mereka supaya berkreatifitas. Dengan berkumpul bisa lebih berkreatifitas dan mengurangi hal-hal yang tidak berguna. Saya prihatin karena saat berkumpul dengan ibu-ibu PKK yang dilakukan saat waktu senggang hanya menonoton sinetron saja, sehingga dengan rajut akan membawa peningkatan perekonomian,”tuturnya.
Ketua Forum Perajut Purbalingga Sofia Hayati menjelaskan, jumlah perajut di Purbalingga saat ini mencapai 125 yang tersebar di Desa Tidu Kecamatan Bukateja sebanyak 70 perajut, di Kelurahan Bancar Kecamatan Purbalingga sebanyak 35 perajut serta Desa Klapasawit Kecamatan Kalimanah sebanyak 20 perajut. Dengan didirikan forum tersebut, diharapkan akan semakin meningkatkan eksistensi dan memajukan usaha rajut di Purbalingga.
“Selama ini perajut di Purbalingga tidak ada wadahnya dan terpisah-pisah, saehingga kadang ada persaingan dan menimbulkan, dengan adanya forum ini akan semakin maju dan semakin eksis. Dengan bersatunya para perajut juga akan memunculkan gagasan baru,”tuturnya. (Sukiman)