IMG_5867

PURBALINGGA  – Sebagaimana diketahui bersama, pelaksanaan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 tak pernah lepas dari keberadaan pasukan pengibar bendera (paskibra).

“Jadi selain pembacaan teks proklamasi 17 Agustus 1945 yang pernah dibaca oleh presiden pertama RI Ir Soekarno, momen sakral yang paling dinanti-nanti adalah saat pengibaran sang saka merah putih,”kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Purbalingga Kodadiyanto saat membacakan sambutan Pejabat Bupati Purballingga pada Pengukuhak Paskibra Peringatan HUT Proklamasi RI Ke-70 di Pendapa Dipokusumo, Sabtu malam (15/8) yang dihadiri pimpinan forum koordinasi pimpinan daerah (FKPD) Kabupaten Purbalingga, para kepala Badan/Dinas/Kantor/Bagian dilingkungan Pemkab Purbalingga beserta orang tua kepala sekolah guru pendamping dan pelatih.

Menurutnya, peserta paskibra harus bangga, karena dari banyak siswa se-Kabupaten Purbalingga yang secara khusus terpilih menjadi wakil sekolah untuk menjalankan amanah tersebut.

“Mengapa harus terpilih secara khusus, karena momen pengibaran bendera sangat sakral dan tidak boleh ada kesalahan sedikitpun. Sebab, kesalahan sekecil apapun, akan merusak momen berharga dan bersejarah ini,”tuturnya.

Selain itu, tambah Kodadiyanto, jumlah petugas paskibra sangat terbatas sesuai dengan ketentuan, sehingga harus dipilih yang sehat baik secara fisik dan mental serta cerdas secara akademik.

“ Harus berfisik sehat, karena latihan ini sangat menguras tenaga dibawah terik matahari, bermental baik karena dalam latihan dituntut sikap disiplin dibawah pengarahan instruktur berpengalaman dan profesional. Selanjutnya harus cerdas, karena karena latihan intensif yang dijalani membuat peserta khususya para pelajar terpaksa harus meninggalkan pelajaran, sehingga peserta diharapkan mampu mengejar ketertinggalan dan tetap mengukir prestasi di bidang akademik,”jelasnya.

Kodadiyanto yang juga menjabat Asisten Pemerintahan Sekda menandaskan, dukungan serta fasilitasi orang tua dan para guru sangat dibutuhkan siswa paskibra saat mengikuti berbagai  pelatihan tersebut.

“Mudah-mudahan, para petugas paskibra ini menjadi generasi penerus bangsa yang akan membawa negara ke arah yang lebih baik,”tandasnya.

Sebelum pengukuhan paskibra oleh pejabat bupati, secara simbolis Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olah Raga (Dinbudparpora) Kabupaten Purbalingga Subeno menyampaikan pengantar pengukuhan. Dalam amanatnya, peserta calon paskibra diminta mengenal jatidiri sebagai penerus bangsa sertra dituntut bersikap dan berperilaku sesuai denag Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

“Pada akhir pelatihan ini, adik-adik harus mengenal jati diri sebagai generasi penerus bangsa dan dituntut untuk bersikap serta berperilaku sesuai dengan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.Sebagai paskibra, pengukuhan ini bermakna bahwa paskibra berjiwa ksatria, satu perkataan dan perbuatan serta bertanggung jawab juga rela berkorban untuk ibu pertiwi,”pintanya.

Subeno juga meminta agar calon paskibra menengok perjalan sejarah yang begelimang darah serta air mata dan ribuan jiwa menjadi korban.

“Adik-adik calon paskibra, tengoklah perjalanan sejarah kita yang bergelimang darah, air mata serta ribuan jiwa dan jasad terkapar demi membela bendera sang saka merah putih.Pengorbanan demi pengorbanan, pengorbanan untuk apa, pengorbanan untuk siapa? Pengorbanan itu untuk kemerdekaan dan cita-cita proklamasi serta untuk kesejahteraan seluruh rakyat juga harkat manusia Indonesia.Tapi ingat adik-adikku, kerja belum selesai, lahan luas terbentang dihadapanmu serta menanti tangan terpujimu,”pungkasnya. (Sukiman)