Perang tomat dan strawberi yang merupakan rangkaian Festival Gunung Slamet berlangsung meriah. Perang buah yang menjadi hasil bumi wilayah itu dipusatkan di rest Area Lembah Asri desa Serang. Ratusan orang pengunjung berbaur dengan warga setempat saling melempar buah yang menjadi ikon wilayah kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga tersebut. Seperti diketahui desa Serang, Kutabawa dan Siwarak merupakan sentra sayuran utamanya tomat dan khusus stawberi merupakan ikon desa Serang.
Ketua Panitia Festival Gunung Slamet Tridaya Kartika mengatakan, kegiatan ini hanya untuk mengangkat tradisi yang sudah ada sebelumnya. Pada masa dulu, antara warga dukuh Kali Urip dengan dukuh Gunung Malang desa Serang memiliki tradisi perang cambuk untuk adu kesaktian. Namun saat ini adu kesaktian atau perang cambuk itu diganti dengan perang tomat dan strawberi.
Tridaya Kartika mengelak ketika ada anggapan pihak yang menilai kegiatan perang tomat ini sebagai kegiatan yang tidak bermanfaat, pasalnya tomat maupun buah untuk saling lempar ini merupakan buah yang sudah afkir dan tidak dapat dimanfaatkan.
Rangkaian kegiatan Festival Gunung Slamet berlangsung hingga Sabtu 6 Juni 2015. Dalam hari terakhir festival akan diisi dengan kegiatan berupa Kirab Budaya dan Hasil Bumi, Prosesi Wayang Ruwat Tunggal, Prosesi Pembagian Air berkah Sikopiyah, dan Pentas Kesenian Daerah. Malam harinya akan ada pentas music kontemporer dan pertunjukan lighting spektakuler. (umang-kominfo)