DSC_0441

PURBALINGGA – Ribuan warga di Purbalingga dan kabupaten sekitarnya memadati Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Purbalingga pada acara puncak Festival Gunung Slamet (FGS), Sabtu (6/6). Acara berlangsung meriah dengan tanpa meninggalkan kesakralannya.

Acara dimulai pukul 09.00, 320 orang warga Desa Serang, Siwarak dan Kuabawa serta Gombong, Kecamatan Belik, Pemalang memanggul 20 gunungan hasil bumi dan 20 tumpeng dari lapangan Kutabawa. Mereka dilepas oleh Kapolres AKBP Anom Setyadji. Mereka lalu berjalan kirab sekitar 2 kilometer menuju Balai Desa Serang.

Di balai desa, juga digelar prosesi penyerahan air berkah dari ketua panitia Tridaya Kartika kepada Kasi Intel Kejari Purbalingga Soekesto Ariesto. Air tersebut sebelumnya diambil dari Tuk Sikopyah dua hari sebelumnya dan disemayamkan di balai desa. Bergabung dengan kirab tumpeng, rombongan pembawa air berkah lalu berjalan menuju Lembah Asri sejauh 1 kilometer.

Di lokasi, air berkah diserahkan ke dalang Sutama kemudian diruwat dengan pentas wayang kulit dengan lakon Legenda Sikopyah. Usai diruwat, air itu diserahkan ke kades untuk dibagikan ke warga. Kemudian tumpeng didoakan dan diserahkan ke Bupati Sukento Rido Marhaendrianto. Dan yang ditunggu-tunggu, gerebek hasil bumi pun tiba, sekitar 3.500 orang berebut mengharapkan berkahnya. The-thek Satyalaras Karangreja dan barongsay Ling Ching Kuang Purwokerto menghibur mereka.

Kepala Desa Serang mengatakan, prosesi gerebek hasil bumi sebagai bentuk ucapan syukur warga atas limpahan rezeki sayuran dan hasil bumi lainnya yang diberikan tuhan melalui tanah lereng Gunung Slamet.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) Purbalingga, Subeno mengatakan prosesi kirab budaya ini dibuat semeriah mungkin tanpa harus meninggalkan nilai sakralnya. Sehingga akar budaya tidak dibuang dan tidak hanya hura-hura.

Ketua Panitia FGS, Tri Daya Kartika mengatakan, ke depan ini akan menjadi daya tarik bagi wisatawan dari luar Purbalingga. Tiga desa di lereng Gunung Slamet yakni Serang dengan stroberi dan Tuk Sikopyah, Kutabawa dengan pendakian Gunung Slamet dan terminal agro dan Siwarak dengan Goa Lawa dan nanas sebagai destinasi wisata alam terbaru.

FGS digelar selama tiga hari, Kamis-Sabtu (4-6/6). Adapun penutupan malam ini berupa hiburan pentas seni kontemporer dan pertunjukan lighting spektakuler. (Hardiyanto)