PURBALINGGA – Para pelaku desa wisata Panusupan, Kecamatan Rembang, Purbalingga, Jum’at (6/3) menggelar praktek pengelolaan desa wisata. Praktek ini guna mempersiapkan sumberdaya manusia dalam menerima tamu wisatawan. Praktek pengelolaan dilakukan kerjasama Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga dan fasilitator desa wisata.
Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengatakan, dalam praktek pengelolaan, semua pelaku desa wisata yang terlibat, diuji seolah-olah mereka sedang menerima tamu wisatawan. Sebelumnya, mereka juga sudah mengikuti pelatihan pemandu wisata. Nantinya, bisa diketahui, para pelaku yang layak untuk menjadi guide atau pemandu wisata, dan pelaku wisata yang lebih cocok sebagai pengelola atau recepsionis. “Lewat praktek ini, kami bisa memilah mana pelaku wisata yang mampu menjadi pemandu atau guide, mana pelaku wisata yang cocok sebagai pengelola desa wisata, dan tidak berhadapan langsung dengan wisatawan,” kata Prayitno, Jum’at (6/3).
Dalam praktek, sekaligus dinilai beberapa aspek, seperti untuk pemandu dinilai dalam hal performance, attitude, voice, gerakan mata, dan mmik wajah. Untuk guide juga dipraktekan bagaimana mulai membuka pembicaraan, melakukan guiding terhadap obyek wisata yang ada, dan closing setelah tamu hendak pulang. Sedang untuk praktek pengelola atau recepsionis, dinilai dari performance, attitude, voice, sikap mata dan penampilan ekspresi wajah. “Kami sangat mendukung pemerintah Desa Panusupan yang bersemangat dalam menyiapkan sumberdaya manusia menghadapi kunjungan wisata,” kata Prayitno.
Prayitno menambahkan, Desa Panusupan selama ini lebih banyak dikunjungi oleh wisatawan yang ingin berziarah ke makam Syech Jambu Karang, atau Ardi Lawet. Warga desa sebelumnya kurang tergugah dalam mengembangkan desanya sebagai desa wisata, namun setelah diajak melakukan studi banding ke desa wisata di Magelang dan Yogyakarta, mereka langsung tergerak membangkitkan desanya. “Pengelola wisata sudah menyiapkan paket kunjungan wisata, membuat gazebo untuk bersantai menuju air terjun Wana Tirta, membuat pusat informasi wisata, menyiapkan homestay, kuliner serta souvenir dan sekaligus menyiapkan sumberdaya manusianya,” tambah Prayitno. (y)