PURBALINGGA – Sebanyak 10 pegiat kelompok sadar wisata dan tenaga pendamping desa wisata di Purbalingga mengikuti peningkatan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) ke Desa wisata Cibuntu, Kecamatan Pesawahan, Kabupaten Kuningan, Jabar, Jum’at – Sabtu, akhir pekan lalu. Peserta peningkatan kapasitas ini dipilih dari beberapa desa wisata yang berpotensi untuk maju dan bersemangat mengembangkan wisata di desanya.

“Peserta peningkatan kapasitas ini kami personilnya, dan keaktifan mereka di kelompok Pokdarwis. Belum tentu ketua pokdarwisnya, tetapi yang kami nilai mereka mau bekerja keras dan mampu menggerakan teman-temannya di pokdarwis,” kata Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si, Minggu (30/10).

Dikatakan Prayitno, dipilihnya Desa Cibuntu karena desa ini memiliki kemiripan dengan sejumlah desa wisata di Purbalingga yang memanfaatkan potensi alam sebagai andalan kunjungan wisata. “Desa Cibuntu letaknya di lereng pegunungan Ciremai. Desa itu berada di ujung Barat Kecamatan Pesawahan, untuk menuju desanya melewati perkebunan karet dan jalannya hanya cukup satu mobil, namun kelompok penggerak pariuwisata (Kompepar) Desa wisata Cibuntu mampu menarik wisatawan untuk datang ke desanya,” kata Prayitno.

Dikatakan Prayitno, di desa Cibuntu yang bependuduk sekitar 1.100 orang, banyak hal yang bisa dipelajari. Mulai dari pengelolaan situs purbakala, kuburan batu  yang dikemas sebagai daya tarik wisata. Situs tersebut antara lain Bujal Dayeuh, Hulu Dayeuh, Sahurip Kaler, Sahurip Kidul, Cikahuripan dan Curug Bongsreng. Situs-situ purbakala tersebut, banyak ditemukan di pekarangan rumah penduduk, nmun ada pula yang jauh dari pemukiman warga. Keberadaan situs-situs tersebut tidak mengganggu aktivitas penduduk setempat. Justru sebaliknya, situs-situs tersebut dipelihara dengan baik, bahkan ada beberapa diantara warga yang menjadi juru perlihara.

“Pegiat desa wisata Cibuntuyang tergabung dalam Kompepar mengamasnya dengan apik. Meski SDM mereka terbatas, namun mereka memandu dengan baik, dan bahkan mampu meyakinkan pengunjung dengan mitos yang ada. Seperti Cikahuripan, konon yang meminum airnya bisa awet muda dan selalu sehat,” kata Prayitno.

Menurut Prayitno, hal bisa dicontoh oleh pelaku desa wisata di Purbalingga antara lain dalam hal penyambutan awal. Pengunjung begitu datang disuguhi dengan welcome drink berupa Jasreh (jahe sereh). Minuman hangat jahe yang dicampur daun sereh mampu menghangatkan tubuh di suasana desa yang dingin. Kemudian dalam hal pengelolaan homestay. Kompepar setempat memasang nama homestay yang dipakai di setiap rumah. Pemilik homestay digilir yang ketempatan sehingga merasa dilibatkan dalam pengelolaan wisata, kemudian penataan di setiap kamar dan makanan yang disajikan. “Penataannya  begitu rapi seperti di hotel saja, begitu pula saat sarapan pagi, makanan ditata rapih dan bersih. Hal yang mengesankan tentunya dari pemilik rumah yang ramah, mereka sepertinya sudah betul-betul sadar wisata dan menerapkan sapta pesona wisata,” kata Prayitno.

Ada hal yang unik lagi di Cibuntu, rumah-rumah penduduk terpisah dari ternak yang dipelihara warga. Bahkan, kandang ternak yang terpisah dan tertata rapi dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata edukasi beternak kambing. Pihak desa membuat Perdes yang melarang warga memelihara ternak disekitar rumahnya. “Pengembangan dan pengelolaan desa wisata Cibuntu tentunya patut dicontoh, mereka juga sudah mendapat pendampingan dari Kementerian Pariwisata dan dari Universitas Trisakti Jakarta,” kata Prayitno.

Salah satu peserta, Fatah dari Pokdarwis Desa wisata Tanalum Kecamatan Rembang mengatakan, banyak hal yang bisa dicontoh di Cibuntu, utamanya dalam hal pengelolaan SDM. “Pegiat desa wisata di Cibuntu dan perangkat desanya saling mendukung, kehidupannya warga masyarakatnya rukun, dan ini menjadi modal untuk menyambut wisatawan,” kata Fatah.

Edi Susanto, dari Pengelola Kampung Kurcaci Desa Serang mengaku sangat senang bisa menambah wahana belajar hingga keke Desa Cibuntu. “Kami pengelola Kampung Kurcaci sangat berterima kasih mendapat pendampingan dari Dinbudparpora, dan bisa diajak untuk mengembangkan ide-ide kreatif kami setelah melakukan peningkatan kapasitas seperti ini,” ujarnya. (y)