PURBALINGGA  – Acara resepsi Peringatan Hari Ibu Ke-88 Tingkat Kabupaten Purbalingga Tahun 2016 di Pendapa Dipokusumo Rabu (28/12) berlangsung sederhana dan meriah.

Kegiatan resepsi yang dihadiri Bupati Purbalingga Tasdi,  serta pimpinan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), gabungan organisasi wanita (GOW) Se-Kabupaten Purbalingga Diawali dengan penampilan senam lalu lintas dari siswa siswi TK Kemala Bhayangkari Purbalingga juga diadakan lomba beskap untuk bapak, lomba busana adat Bayumasan bagi istri perwakilan OPD dan lomba menulis surat cinta ibu bagi anak usia 13-18 tahun.

Menurut Ketua Bayangkara Polres Purbalingga Ny Maria Agus Setyawan, menjelaskan, bahwa tujuan kegiatan tersebut salah satunya adalah untuk mendorong terwujudnya kesetaraan antara perempuan dan laki-laki  dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat , berbangsa dan bernegara.

“Disamping itu juga untuk meningkatkan kesetaraan hak juga kewajiban perempuan dalam hubungan yang kondusif untuk perlindungan perempuan dan anak. Meningkatkan peran serta instansi pemerintah dalam memerintah untuk menempatkan perempuan pada posisi pengambil keputusan yang responsif terhadap gender,”jelasnya.

Maria menambahkan, dengan tema  Kesetaraan Perempuan Dan Laki-laki Untuk Mewujdukan Indonesia Yang Bebas Dari Kekerasan, Perdagangan Orang  Dan Kesenjangan Akses Ekonomi Terhadap Perempuan, maka dalam kegiatan tersebut juga dikampanyekan fungsi cinta kasih dan fungsi budaya dalam keluarga serta untuk mengembangkan minat anak dalam menulis,  dilaksanakan lomba keluarga bahagia. Lomba tersebut diantaranya menulis surat cinta ibu bagi anak usia 13-18, lomba memakai beskap bagi bapak serta lomba pakaian adat Banyumasan untuk istri perwakilan OPD terkait dan GOW.

Dalam sambutannya, Bupati Purbalingga Tasdi mengingatkan kembali, bahwa peringatan hari ibu yang dilaksanakan setiap tahun harus dimaknai esensi serta harus mengetahui inti juga roh dari kegiatan tersebut.

“Biasanya kalau ulang tahun ada dua hal, yakni aspek historis dan teleskopis. Serta ada masa lalu dan masa yang akan datang. Dari aspek historis apa yang sudah kita lakukan dan apa yang kita kontribusikan, sedangkan dari aspek teleskoipis kedepan apa yang akan kita lakukan dan rencanakan untuk bangsa dan negara ini,”ujar Bupati.

Bupati menambahkan, bahwa di Kabupaten Purbalingga, selain masih tingginya kemiskinan, pengangguran juga  masih banyak permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan perempuan dan anak. Permasalahan yang dihadapai saat ini antara lain masih tingginya kematian ibu melahirkan dan tingginya angka kematian bayi baru lahir. Selain itu, masih adanya gizi buruk juga menjadi permasalahan yang di hadapi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga. Adanya gizi buruk setelah di cek dilapangan juga salah satunya disebabkan para ibu bekerja di pabrik dan tidak memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayinya.

“Untuk itu, kami dalam mengatasi hal itu, saat ini tengah menguatkan keberadaan pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) yang jumlahnya 22 Puskesmas untuk yang rawat inap ditingkatkan supaya lebih dekat dalam melaksanakan pertolongan-pertolonagn serta membangun rumah sakit ibu dan anak (RSIA) Panti Nugroho agar antar paisen anak dapat dipisahkan dengan pasien dewasa,”jelasnya.

Bupati juga berkomitmen, upaya-upaya yang dilakukan untuk perempuan dan anak adalah salah satunya, untuk pendirian pabrik-pabrik di Purbalingga salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah dengan menyediakan fasilitas ruang laktasi atau ASI untuk karyawannya, ujar Bupati. (Sukiman).