PURBALINGGA – Malam tasyakuran memperingati hari jadi Purbalingga, yang berusia 186 tahun tepatnya pada 18 Desember 2016, dilaksanakan di Pendapa Dipokusumo pada Kamis malam (15/12). Bupati Purbalingga Tasdi, Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, Forkopimda dan seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Purbalingga bersama-sama mengikuti kegiatan malam tasyakur, menghadirkan Gus Muwafiq yang memberikan tauziyahnya dihadapan ribuan undangan yang menghadiri kegiatan malam tasyakur.

Dalam tauziyahnya, Gus Muwafiq mengajak seluruh hadirin untuk senantiasa bersyukur, atas kehidupan yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa di Purbalingga, sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hidup di Indonesia, menurut Gus Muwafiq, adalah hidup pada tempat paling sempurna yang diciptakan Tuhan YME. Sebagai Negara paling kaya, tanah surga yang menjadi rebutan berbagai Negara di seluruh dunia, sudah semestinya orang Indonesia wajib mempertahankan keutuhan NKRI sebagai salah satu bagian dari keimanan kepada Tuhan YME.

“Sampai sekarangpun, tanah surga ini menjadi rebutan berbagai Negara di dunia, untuk berlomba-lomba menguasainya, dari mulai 300 Sebelum Masehi (SM), bangsa-bangsa di dunia saling berebut tanah Indonesia. Maka sangat mengherankan apabila ada orang Indonesia, tidak bangga hidup di Indonesia, bahkan berusaha merusak ketahanan Negara yang dimuliakan Tuhan YME. dengan berbagai kebhinekaan yang ada,” kata Gus Muwafiq.

Tanah surga, yang digambarkan dengan air yang mengalir sepanjang waktu, tanahnya yang subur berlimpah buah dan tanaman pangan lainnya, serta tidak pernah kekurangan ikan di lautan yang membentang dari Sabang sampai Merauke, adalah anugerah yang sangat bodoh untuk diabaikan bangsanya sendiri.

“Disini, demikian berlimpah kekayaan pangan dan alamnya, bandingkan dengan bangsa lain yang hidup di tanah pada belahan bumi lainnya, bahkan untuk makan ikan saja mereka harus awetkan untuk persediaan manakala air mengering ketika menjadi salju. Disini, di Indonesia, setiap hari ikan segar dapat kita makan tanpa perlu mengawetkannya,” kata Gus Muwafiq.

Maka menurut Gus Muwafiq, tidak perlu meniru atau menjadi bangsa lain, karena bangsa Indonesia adalah bangsa terbaik yang diciptakan Tuhan YME. dalam berbagai kebhinekaan yang terdiri berbagai suku, ras, agama dan keanekaragaman kekayaan alam yang tak pernah habis menghidupi bangsa Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Guru Madin dan P3N Dapat Tambahan Bantuan Kesra 50%.

Malam tasyakuran ini juga dihadiri Guru Madin dan P3N dari seluruh wilayah di Purbalingga. Dalam sambutannya Bupati Tasdi menyampaikan terima kasih kepada seluruh guru Madin dan P3N atas semangat dan kontribusinya memberikan pendidikan agama kepada anak-anak dan generasi muda,     mewujudkan cita-cita masyarakat Purbalingga yang berakhlakul karimah.

Bantuan Kesejahteraan (Kesra) bagi guru Madrasah Diniyah (Madin) dan juga Petugas Pembantu Pencatat Nikah (P3N) akan ditingkatkan 50% pada tahun 2017. Di seluruh wilayah Kabupaten Purbalingga tercatat ada 1011 orang guru Madin dan 385 orang P3N, dan guru Madin paling banyak terdapat di Kecamatan Karangmoncol yaitu 164 orang. Dan dalam kesempatan tersebut, Bupati Tasdi memberikan secara simbolis memberikan bantuan kesra ke masing-masing guru Madin dan P3N  yang mendapat bantuan kesra dari bulan Juni sampai dengan bulan Desember 2016.

Lebih lanjut Bupati Tasdi menyampaikan, esensi malam tasyakur, adalah spiritualitas yaitu momentum untuk bersyukur atas lahirnya Purbalingga, dan juga mendo’akan leluhur karena dari suri tauladan para leluhurlah arah pembangunan di Purbalingga berjalan baik, dan esensi sosial yaitu membangun kekuatan baru, memupuk semangat kekeluargaan, kebersamaan, ukhuwah islamiyah, ukhuwah Purbalingga mewujudkan cita-cita Purbalingga yang baldlatun,thayyibatun warobbun ghofur.

“Jangan sampai di Purbalingga terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang disebabkan perbedaan etnis,suku,status. Namun dari perbedaan itulah jadikan persaudaraan, membangun silaturahmi dan budaya serta kebanggaan menjadi wong Purbalingga yang ber Bhineka Tunggal Ika, dan senantiasa menghormati orang tua serta leluhurnya,” demikian kata Bupati Tasdi. (taufiq.h).