PURBALINGGA – Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dintanbunhut) Purbalingga berencana akan membuat hak paten bagi produk agrobinisnis buah duku asal Desa Kalikajar Kecamatan Kaligondang. Saat ini buah tersebut sudah menjadi produk unggulan dan dijual hingga ke luar daerah.
Demikian disampaikan Kepala Dintanhubnbut Zaenal Abidin di sela-sela pemantauan panen dan pengepakan Duku Kalikajar yang hendak dikirimkan ke luar daerah, Selasa (12/4). Diungkapkan pihaknya sudah memenuhi sejumlah persyaratan agar Duku Kalikajar memiliki hak paten. “Karena duku tersebut sering dijual ke daerah lain. Di sana Duku Kalikajar namanya diganti menjadi duku daerah lain. Padahal diambil dari Kalikajar,” ungkapnya.
Saat ini buah Duku Kalikajar memasuki masa panen. Sehingga stok buah itu melimpah. Satu hari petani di wilayah Kalikajar dan sekitarnya bisa memanen sebanyak 20 ton. Buah tersebut sudah dipesan oleh produsen dari luar kota. Ketika telah dipetik, buah duku lalu dipacking dan dikirim ke luar kota. “Saat ini di Purbalingga harganya mencapai 15.000 per kilo. Jika sudah dikirim ke luar daerah bisa naik lagi,’ tuturnya.
Bupati Tasdi mengatakan dia mendukung langkah untuk mematenkan Duku Kalikajar. Menurutnya tiga ciri utama buah duku daerah tersebut adalah kulitnya tipis, rasanya manis dan bijinya kecil. Dia mengharapkan dinas terkait bisa meningkatkan produktivitas panen komoditas tersebut. Jika hasil panen melimpah tentu bisa meningkatkan taraf hidup petani.
“Yang lebih penting adalah memintakan hak paten dari Kementerian Pertanian bahwa Duku Kalikajar adalah produksi asli Kabupaten Purbalingga,” katanya.
Kepala Desa Kalikajar, Ayatno membenarkan saat ini para petani duku Kalikajar bersama Dintanbunhut tengah berproses mematenkan Duku Kalikajar. Bahkan dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Tengah sudah turun ke Kalikajar. “Prosesnya sedang jalan. Besok malam ada pertemuan kelompok petani duku untuk sertifikasi prima, yang datang dari provinsi. Nanti tinggal diajukan ke Kementan ,” katanya.
Dikatakan Ayatno, saat ini di Desa Kalikajar terdapat populasi tanaman duku mencapai 6000 pohon dan yang sudah berbuah mencapai 3000 pohon. Jika panen raya dalam kondisi bagus, nilai transaksi Duku Kalikajar bisa mencapai Rp 9 miliar.
Diakuai Ayatno, tahun ini produksi Duku Kalikajar memang menurun karena hujan terlalu banyak sehingga berpengaruh pada berkurangnya dompolan karena banyak yang rontok. Namun kualitas duku tetap terjaga. “Kalau tahun kemarin satu pohon bisa menghasilkan hingga tiga kuintal, tahun ini hanya berkisar satu kuintal lebih,” jelasnya.
Salah seorang petani duku di Desa Kalikajar, Prasetyo (45), mengatakan panen buah duku pada tahun ini sebenarnya tidak begitu melimpah. Hal itu disebabkan banyak pohon duku yang tidak lebat. “Namun karena para petani panennnya bersamaan sehingga produksi terlihat banyak dan pedagang duku juga bertebaran,” ujarnya. (Hardiyanto)