PURBALINGGA – Menjadi istri yang solehah sangat berperan dalam mengurangi resiko penularan human immunodefidency virus (HIV/AIDS). Peran itu dapat dilakukan oleh para wanita yang tergabung dalam Tim Penggerak PKK disemua tingkatan.
Hal itu dikemukakan oleh Ediyono dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga dalam kegiatan sosialisasi penyakit menular dan tidak menular yang diselenggarakan oleh TP PKK Kabupaten Purbalingga, Senin (21/9).
“Istri solehah dapat membentengi para suami dan anak-anaknya dari perbuatan yang melanggar norma agama. Terutama perbuatan yang berpotensi tertularnya HIV,” katanya di ruang pertemuan Graha Srikandi komplek Pendapa Dipokusumo.
Menurut Ediyono, peran anggota PKK sangat diperlukan terutama dalam membina keluarga dan lingkungan disekitarnya terutama kalangan remaja dan generasi muda. Karena, lanjut Ediyono, dari data yang ada, penderita HIV/AIDS terbanyak berusia antara 30-35 tahun.
“Artinya, mereka telah bersentuhan dengan aktivitas beresiko tertular HIV sejak usia remaja. Itulah mengapa kita wajib memberikan perhatian yang lebih kepada putra-putri kita agar mereka tidak terjerumus dalam lingkaran penularan HIV/AIDS,” jelasnya.
Diungkapkan Ediyono, selama tahun 2015 hingga pertengahan Agustus lalu sudah ditemukan kasus HIV/AIDS sebanyak 22 kasus. Jumlah itu hanya kasus HIV/AIDS yang ditangani oleh RSUD dr R Goeteng Tarunadibrata.
Sementara, Wakil Ketua II TP PKK Kabupaten Purbalingga Ny. Imam Subijakto menuturkan, PKK tergerak memberikan sosialisasi tentang penyakit menular dan penyakit tidak menular agar anggota PKK mampu berperan dalam menanggulangi penularan HIV/AIDS.
“Setelah sosialisasi, semua anggota harus mampu melakukan edukasi dan menghembuskan informasi yang benar mengenai HIV/AIDS,” katanya.
Ditambahkan, sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 5 tahun 2009 tentang tentang penanggulangan HIV/AIDS, masyarakat termasuk anggota PKK, sangat berperan dalam penanggulangan HIV/AIDS. Diantaranya dengan berperilaku hidup sehat, meningkatkan ketahanan keluarga, dan aktif berperan dalam penyebaran informasi tentang HIV/AIDS.
“Mendorong setiap orang yang beresiko untuk memeriksakan diri ke klinik VCT dan mencegah terjadinya stigma dan diskriminasi terhadap keluarga dan penderita,” imbuhnya.
Selain soal HIV/AIDS, para peserta juga menerima sosialisasi seputar penyakit kanker serviks uteri dan pencegahan penyakit kusta. Seluruh materi sosialisasi disampaikan tim dari DKK Purbalingga yakni dr Wiwin Dyah Priwanti dan Ediyono. (Hardiyanto)