PURBALINGGA – Pengasuh Pondok Pesantren Tunas Ilmu Desa Klapasawit Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga, Ustadz Abdullah Zaen LC MA meminta para PNS dan istri PNS untuk berprasangka baik pada Allah Tabarokka Wa Ta’ala. Hal ini disampaikannya dalam Pengajian Amaliyah Ramadhan Putaran terakhir, Jumat (10/7) di Pendopo Dipokusumo Purbalingga.
“Kalau kita sakit gigi, lalu sama dokter gigi kita disuruh buka mulut, lalu gigi di bor kita nggak protes. Karena kita yakin dan percaya dokter ini punya ilmu. Lalu kenapa kalau kita menghadapi ujian Allah kita protes? Padahal ilmu Allah tak terkira luasnya,” tuturnya.
Sebagai salah satu bukti keluasan ilmu Allah, Allah sangat tahu berapa jumlah daun yang jatuh setiap detiknya di seluruh dunia, kapan waktunya dan bagaimana cara jatuhnya serta apa penyebab daun itu jatuh. Berbeda dengan manusia yang keilmuannya sangat terbatas, termasuk dokter gigi tadi.
“Coba saja orang terkena kanker, minta diobati dokter gigi, pasti tidak akan bisa. Karena dokter gigi ilmunya memang terbatas di bidang gigi saja,” paparnya.
Untuk itu, Abdullah Zaen meminta warga Purbalingga khususnya para PNS dan keluarganya yang hadir dalam kajian jumat pagi itu untuk menerima segala ketentuan Allah, meskipun itu pahit. Karena dibalik ujian dan ketentuan Allah, pasti ada himah yang luar biasa baiknya.
“Hikmah itu bisa kita petik segera tapi juga bisa butuh waktu bertahun-tahun. Seperti misal kegagalan pernikahan seorang gadis dengan seorang jejaka karena jejaka itu memilih meminang gadis lainnya. Awalnya gadis itu sangat sakit hati. Manusiawi. Tapi setelah beberapa tahun kemudian sang jejaka itu ternyata terlibat korupsi, barulah gadis tadi itu merasa sangat bersyukur. Inilah hikmah Allah,” jelasnya.
Menerima ketentuan Allah termasuk juga dalam menerima syariat yang ditetapkan Allah dalam Al Qur’an dan Al Hadist. Menurut Abdullah Zaen, ketika sebuah ayat perintah dari Allah turun, kita wajib menjalankannya dengan patuh meksipun sangat malas dan belum menemukan apa faedahnya.
“Ini yang disebutkan sami’na wa ato’na, kami dengar dan kami patuhi. Jangan kami dengar tapi melaksanakannya nanti-nanti,” tegasnya.
Tausiyah ustadz muda lulusan Madinah ini menjadi pengajian jumat pagi terakhir di bulan Ramadhan. Penutupan Pengajian Amaliyah Ramadhan dilakukan oleh Sekda Purbalingga Imam Subijakto.
Selama Ramadhan, Pemkab Purbalingga telah melaksakanan Pengajian Amaliyah Ramadhan sebanyak empat kali. Pada pekan pertama pengajian diisi oleh Kepala Kantor Kemenag Purbalingga, Rochiman. Pekan selanjutnya oleh Takmir Masjid Agung Darussalam, Noor Isja, dan selanjutnya ketua MUI Purbalingga Abror Musodik.
“Ustadz Abdullah Zaen ini menjadi pengisi yang terakhir di Bulan Ramadhan ini. Mudah-mudahan ilmu yang telah kita terima selama ini dapat dipahami dan diamalkan,” harap Imam. (Estining Pamungkas).