PURBALINGGA – Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Kabupaten Purbalingga terus meningkatkan kompetensi para pendidik yang bernaung di lingkungan Kementerian Agama. Upaya itu rupanya sedikit demi sedikit mulai membuahkan hasil. Terbukti pada tahun ini, sejumlah guru berhasil meraih prestasi tingkat nasional.
Mereka yang berprestasi diantaranya, Siti Chasiroh SPdI dari BA Aisyiah Bajong Kecamatan Bukateja sebagai juara pertama guru berprestasi tingkat nasional. Kemudian untuk Porseni Guru IGRA tingkat nasional, IGRA Purbalingga yang mewakili Jawa Tengah juga berhasil menjadi juara II Lomba Bercerita Berpasangan atas nama Siti Chasiroh SPdI (BA Bajong) dan Rina Kurniawati SPdI (BA Purbalingga Wetan).
Lainnya, menjadi juara III lomba Tari Daerah Kreasi Guru tingkat nasional. Untuk cabang tari, guru yang tampil adalah Lela Setiowati (BA Kalimanah Wetan), Hanifah Hana Sofiana (RA Diponegoro Limbasari, Bobotsari), Adinda Pratama (BA Munjul, Kutasari) dan Aan Palupi (KB Aisyiah Penambongan, Purbalingga).
Sebelumnya di tingkat Jawa Tengah, IGRA Purbalingga juga menjadi juara I bercerita berpasangan, juara I tari kreasi dan juara III pengembangan sains untuk anak usia dini.
“Dalam meningkatkan prestasi guru, kami lakukan melalui berbagai pelatihan dan pengembangan media pembelajaran khususnya bagi guru-guru RA, BA dan TA,” kata Ketua IGRA Purbalingga Chotimah SPdI disela kegiatan Ajang Kreasi Anak Raudhatul Athfal (AKIRA) di Pendapa Dipokusumo Purbalingga, Rabu (4/11).
Menurut Chotimah, kegiatan AKIRA yang baru pertama kali diadakan juga dimaksudkan untuk meningkatkan prestasi, khususnya bagi anak didik setingkat Taman Kanak Kanak ini. Kegiatan tersebut berjenjang hingga tingkat nasional. Para juara nantinya akan menjadi wakil IGRA Purbalingga dalam ajang yang sama ditingkat provinsi Jawa Tengah, Desember mendatang.
Kepala Kantor Kementerian Agama Purbalingga Rochiman memberikan apresiasi atas prestasi yang ditorehkan para guru IGRA di kabupaten Purbalingga. Prestasi itu, sekaligus menjadi kado ulang tahun bagi IGRA yang ke 13 tahun ini.
Terkait penyelenggaraan AKIRA, Rochiman menganggap ajang kreasi tersebut akan mampu menumbuhkan potensi dan kreatifitas siswa RA/BA/TA. Dalam masa usia emas, menurut Rochiman, kreasi dan potensi yang ada harus terus diasah dengan pola permainan yang edukatif.
“Sejak dini anak-anak kita dibangun budaya berkompetisi secara sehat dan sportif. Ini akan bermanfaat sekali agar dimasa mendatang bisa menjadi pemimpin yang jujur dan sportif,” tandasnya.
Sementara, Penjabat Bupati Purbalingga Budi Wibowo berharap para guru yang tergabung dalam organisasi profesi IGRA terus meningkatkan kualitasnya dalam membimbing dan mengantarkan anak-anak kita menjadi anak generasi emas yang penuh prestasi dan berahlakul karimah.
“Untuk dapat mewujudkan harapan itu, guru IGRA minimal harus berpendidikan S1 dan bersetifikasi. Karena hal ini merupakan satu jaminan bagi anak didik kita bahwa mereka dididik dan dibimbing oleh guru yang memiliki kualifikasi yang memadai,” katanya.
Informasi yang dihimpun dari Kantor Kementerian Agama, lanjut Budi Wibowo, saat ini guru RA/BA/TA di kabupaten Purbalingga jumlahnya mencapai lebih dari 300 guru. Dimana baru 100 guru diantaranya yang sudah bersertifikat. Bahkan baru 30 guru yang menjadi PNS.
Bupati berjanji akan membuka kesempatan dialog bersama IGRA dalam rangka berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat Raudhatul Athfal . “Dinas Pendidikan saya harapkan terus memantau pengembangan kualitas pendidikan di RA termasuk dalam hal sarana prasarana dan peningkatan kualitas gurunya,” katanya. (Hardiyanto)