PURBALINGGA – Selain wisata alam dan buatan yang telah dikembangkan, Purbalingga sejatinya memiliki potensi wisata sejarah dan budaya yang layak untuk dikembangkan. Purbalingga konon merupakan tempat asal usul manusia purba. Hal ini terlihat dengan penemuan jejak-jejak sejarah jaman palaeolitikum.
“Potensi wisata sejarah yang belum tergali sejatinya memiliki daya tarik yang bagus. Wisata sejarah yang dipadu dengan budaya akan mampu mengundang wisatawan untuk lebih banyak datang ke Purbalingga,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga Drs Subeno, SE, M.Si saat membuka kemah budaya se-Purbalingga di Bumi Perkemahan Munjuluhur, Bojongsari, Selasa (20/10) sore. Perkemahan berlangsung selama dua hari hingga Rabu (21/10).
Dikatakan Subeno, berdasar temuan profesor Hary Truman, sejumlah benda-benda bersejarah telah ditemukan di Purbalingga. Temuan ini khususnya berada di sisi Timur Gunung Slamet. Temuan itu menandakan jaman purba dan jaman batu. “Fosil manusia purba konon juga ditemukan di Purbalingga. Ini tentunya menunjukkan bahwa Purbalingga memiliki sejarah yang mampu dijual sebagai potensi wisata,” kata Subeno.
Sementara itu, Kasi Sejarah dan Purbakala Dinbudparpora Rien Anggraeni, S.Pd selaku panitia kemah budaya mengungkapkan, melalui kegiatan kemah budaya bertujuan untuk meningkatkan minat dan motivasi generasi muda khususnya pelajar SMA/SMK/MA dan juga anggota Saka Pariwisata agar dapat memanfaatkan kawasan atau situs cagar budaya serta museum sebagai tempat studi, penelitian maupun rekreasi.
“Melalui kemah budaya diharapkan peserta bisa menerima informasi tentang kepurbakalaan, cagar budaya, dan museum sebagai upaya untuk memperkenalkan dan menanamkan rasa memiliki warisan budaya,” kata Rien Anggraini.
Rien menambahkan, peserta kemah budaya tingkat kabupaten ini sebagai persiapan penyelenggaraan kemah budaya tingkat Provinsi Jateng yang juga akan dipusatkan di Buper Munjuluhur. Kemah kali ini diikuti oleh 70 peserta dari berbagai sekolah SMA dan setara se-Purbalingga. Materi kemah antara lain ice breaking, ceramah tentang cagar budaya sebagai pembelajaran bagi pelajar, museum sebagai pusat kegiatan dan informasi pendidikan, mengenal potensi pariwisata Purbalingga, dan kunjungan lapangan ke Situs cagar budaya Cipaku dan Museum wayang serta museum artefak di Sanggaluri Park.
“Setelah kemah budaya tingkat kabupaten, pekan depan akan digelar kemah budaya serupa yang akan diikuti sekitar 300 peserta dari seluruh kabupaten/kota di Jateng,” kata Rien. (y)