DSC_0348

PURBALINGGA  – Walau tanpa campur tangan pemerintah daerah, pelaku wisata khususnya masyarakat/komunitas penggerak wisata di pedesaan dituntut tetap semangat meningkatkan dan memajukan dunia pariwisata. Sehingga, pelaku wisata pedesaan dapat mandiri mengelola peningkatan bidang pariwisata.

“Untuk mendorong peningkatan kunjungan wisata pedesaan, pengelola/pegiat yang tergabung dalam masyarakat/komunitas kelompok sadar wisata (pokdarwis) diharapkan terus meningkatkan semangatnya. Baik dalam layanan manajemen, serta layanan terkait dengan pengelolan pariwisata.  Kuncinya adalah semangat, karena tanpa adanya semangat, mustahil semua itu dapat dicapai,”tutur Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda Dan Olah Raga (Dinbudparpora) Kabupaten Purbalingga Paryitno , saat acara Kunjungan Kerja (Kunja) Study Komparatif Pengelolaan Desa Wisata di Desa Wisata Selasari Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran,  diikuti pelaku wisata yang tergabung dalam Pokdarwis Se-Kabupaten Purbalingga, Selasa (16/6).

Prayitno menjelaskan, pengelolan pariwisata di Purbalingga, khususnya yang dikelola oleh warga masyarakat di pedesaan tak bisa dilepaskan begitu saja tanpa adanya campur tangan pemkab. Namun pihaknya juga berharap agar pengelolaannya, tetap ditingkatkan.

“Kedepan pemerintah kabupaten (pemkab) akan tetap memberikan dukungan berupa fasilitasi, karena fungsi dari pemerintah adalah sebagai fasilitator. Namun hal itu akan kami kaji terlebih dahulu. Sedangkan bentuk dukungannya pemkab adalah fasilitasi dibidang infrastruktur. Karena dukungan infrastruktur sudah menjadi tanggung jawab pemkab. Dukungannyanya lainya adalah dalam bentuk fasilitasi berupa peningkatan SDM dan pelatihan pokdarwis, salah satunnya mengadakan kunjungan kerja,”jelasnya.

Terkait dengan kunja, Prayitno menandaskan, Desa Selasari  dengan berbagai keterbatasan yang ada serta tanpa bantuan dari pemkab setempat saja mampu menjual serta objek wisata yang ada banyak dikunjungi wisatawan, baik dalam negeri maupun mancanegara.

“Harapan saya, dengan kunja ini, para pegiat desa wisata di Purbalingga, dapat mencontoh  apa yang didapatkan dari kunja. Desa wisata Selasari ini, walaupun tanpa bantuan pemkab setempat  namun kemajuaanya sangat luar biasa. Mulai dari manajemen serta  pelayanan dan  pemandu wisata,”tandasnya.

Kepala Bidang Ekonomi Badan Perencaaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Purbalingga Cipto Utomo mengatakan, alah satu yang akan digarap serius oleh Pemkab Purbalingga adalah pengembangan desa wisata. Pengembangan potensi ini akan berpengaruh secara signifikan untuk peningkatan perekonomian masyarakat desa.

“ Dengan potensi keunikan yang dimiliki suatu desa wisata akan menjadi daya tarik wisata yang potensial. Sedangkan kultur/karakteristik  pariwisata masyarakat Purbalingga tidak dapat disamakan dengan daerah wisata pantai. Karena kultur masyarakat daerah pantai atau pariwisata pantai responya sangat cepat dan positif,”tuturnya.

 Untuk itu kata Cipto, pihaknya akan melakukan evaluasi dengan berbagai bantuan atau pendampingan. Namun hal tersebut tetap diberiakn dalam semangat untuk membangun kemandirian dan memajukan pariwisata.

“Pemkab akan tetap membantu sektor pariwisata yang dikelola oleh masyarakat, akan tetapi dengan tetap menekankan agar tidak menyebabkan  ketergantungan, sedangkan bantuanyang diberikan hanya untuk menstimulasi. Untuk mengembangkan pariwisata, Pemkab Purbalingga pada tahun 2015 telah menyediakan anggaran sebesar Rp 305 juta rupiah dan salah satunya digunakan untuk pembinaan pokdarwis,”terangnya. (Sukiman)