PURBALINGGA – Bupati Purbalingga Tasdi berencana mengadakan lomba inovasi pelayanan publik antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Lomba itu rencananya dikemas dalam Gelar Inovasi Pelayanan Publik yang akan diadakan setiap Desember, bertepatan dengan peringatan Hari Jadi Kabupaten Purbalingga.
“Kita dorong seluruh SKPD untuk membuat inovasi pelayanan publik tiap tahunnya. Dan itu akan kita pamerkan dalam Gelar Inovasi Pelayanan Publik. Kita adakan Sinovik (Seleksi Inovasi Pelayanan Publik-red) tingkat kabupaten,” ujar Bupati Tasdi yang didampingi Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi usai menerima penghargaan Top 99 Sinovik di Jatim Expo Surabaya, Jawa Timur, Kamis (31/3).
Penghargaan yang diterima Tasdi merupakan satu diantara 99 penghargaan Sinovik yang diserahkan langsung oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB), Yuddy Krisnandi. Penghargaan tersebut diserahkan dalam acara pembukaan Simposium dan Gelar Inovasi Pelayanan Publik Nasional tahun 2016 di Surabaya. Tahun ini terdapat 2.476 inovasi yang kemudian oleh Kemenpan RB ditetapkan Top 99. Saat ini tengah dilakukan evaluasi untuk menetapkan Top 35.
Terkait penghargaan yang diterima, Tasdi juga menyampaikan penghargaan dan terimakasih kepada bupati terdahulu Heru Sudjatkomo dan Sukento Rido Marhaendrianto yang telah menggagas pendirian sekolah khusus untuk kaum dhuafa, SMK Negeri 3 Purbalingga. Keberadaan sekolah gratis dengan system boarding school inilah yang menjadikan Purbalingga dianggap memiliki inovasi dalam memberikan pelayanan publik.
“Kami bersama Wabup Tiwi akan meneruskan supaya terus berjalan untuk mengurangi angka kemiskinan di Purbalingga,” katanya.
Dalam acara tersebut, Purbalingga juga menjadi peserta Gelar Inovasi Pelayanan Publik dengan menampilkan potensi dan prestasi SMK Negeri 3 Purbalingga. Bersama 95 peserta Top 99 lainnya, SMK Negeri 3 menampilkan simulasi dari rekruitmen peserta didik hingga output yang dihasilkan, dimana lulusan SMK Negeri 3 telah siap bekerja.
“Tiap tahun sekolah ini merekrut 72 siswa dari keluarga tidak mampu. Begitu lulus, mereka sudah dipesan semua oleh perusahaan. Artinya lulusan SMK 3 yang 72 ini akan menjadi pemutus rantai kemiskinan di keluarganya. Ini yang disimulasikan di stand kita,” jelas Kepala Bagian Organisasi dan Kepegawaian Widiyono bersama Kabag Humas Rusmo Purnomo.
Didalamnya, lanjut Widiyono, terdapat sejumlah produk dari siswa SMK Negeri 3 yang sudah dipesan dan dimanfaatkan oleh masyarakat seperti bamper mobil, mesin perontok padi, knalpot dan lainnya. “Intinya program SMK Negeri 3 ini menyentuh masyarakat miskin melalui anak-anaknya yang dididik karakter, keterampilan dan ahlaknya. Dan ketika lulus sudah bisa produktif di masyarakat,” jelasnya.
Saat membuka acara tersebut, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Revormasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Chrisnandi mendorong makin banyaknya inovasi pelayanan publik yang memperoleh pengakuan internasional. Menyusul dua inovasi yang telah meraih penghargaan dari Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) tahun 2015 lalu. Kedua inovasi tersebut adalah Pengembangan Kemitraan Dukun dan Bidan untuk Mengurangi Angka Kematian Anak dan Ibu Melahirkan di Ksbupaten Aceh Singkil dan Unit Pelayanan Terpadu Pengentasan Kemiskinan , Model Jawaban Problematika Kemiskinan Kabupaten Sragen.
“Saya berharap agar Top 99 tahun ini bisa mengikuti jejak kedua innovator yang sudah mendapat pengakuan internasional tersebut. Dengan demikian masyarakat internasional akan semakin menaruh kepercayaan terhadap kita,” katanya.
Simposium dan Gelar Pelayanan Publik Nasional berlangsung selama 3 hari (31/3 – 2/4). Acara itu untuk mempromosikan inovasi pelayanan publik dari berbagai unit penyelenggara pelayanan publik di setiap Kementerian, Lembaga, Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota serta BUMN/BUMD.
Top 99 yang terpilih, mempresentasikan inovasinya dalam symposium dan menjelaskannya dalam gelar inovasi atau pameran. (Hardiyanto)