PURBALINGGA – Keberhasilan pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) bupati dan wakil bupati di Kabupaten Purbalingga, akan dijadikan percontohan pelaksanaan pilkada serupa yang akan berlangsung dibeberapa kabupaten se- Eks Karesidenan Banyumas tahun 2017 mendatang. Pilkada Kabupaten Purbalingga yang akan berlangsung serentak hari Rabu (9/12) bersamaan dengan pilkada 224 kabupaten dan 36 kota serta sembilan provinsi diikuti 900 pasangan calon, merupakan pertama di Indonesia. Sukses dan berhasilnya hajat memilih kepala daerah tersebut juga menjadi ajang pertaruhan serta evaluasi bagi pelaksanaan kegiatan nasional serupa tahun 2017 mendatang.
“Untuk itu, sukses pelaksanaan pilkada besok, bergantung kepada semua penyelenggara dari semua tingkat, baik yang ada di TPS, PPS, hingga PPK serta kabupaten. Kita semua berharap, pelaksanaan pilkada bisa sukses dan berjalan lancar,”tutur Penjabat Bupati Purbalingga Budi Wibowo saat memantau kesiapan pilkada di tingkat tempat pemungutan suara (TPS) wilayah Kecamatan Purbalingga, Kalimanah dan Bukateja, Selasa malam (8/12) di Bukateja.
Menurut Budi, ajang pilkada besok, bukan hanya menjadi perhatian ditingkat daerah, akan tetapi juga menjadi perhatian ditingkat nasional, bahkan dunia internasional. Karena kegiatan tersebut merupakan pilkada serentak pertama di Indonesia dan menjadi perhatian semua pihak. Selain itu, apabila semua pelaksanaan pilkada di seluruh Indonesia berjalan lancar dan sukses, akan menjadi percontohan pilkada berikutnya.
Di Karesidena Banyumas, Purbalingga merupakan satu-satunya daerah yang melaksanakan pilkada, sehingga keberhasilan tersebut akan menjadi percontohan bagi kabupaten lain yang akan melaksanakn pilkada berikutnya.
“Untuk itu saya berharap, mari bersama-sama kita sukseskan dengan sebaik-baiknya dan penuh semangat, karena keberhasilan pilkada di Purbalingga akan dijadikan percontohan,”katanya.
Budi berharap, agar penyelenggara pilkada memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pemilih, khususnya pemilih pemula. Bagi pemilih pemula yang belum paham penyelenggara (petugas) diminta mendampingi dan memberikan bimbingan, akan tetapi jangan diarahkan untuk memberikan dukungan ke salah satu calon peserta pilkada.
Selain itu, apabila terjadi ketidakberesan di tempat pemungutan suara, agar segera melaporkan ke petugas yang ada, supaya dapat secepatnya tertangani. Seluruh kendali keamanan pilkada berada di tangan komando Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) bersama jajarannya, baik ditingkat desa hingga kabupaten. Sehingga apabila terjadi pelanggaran dan gangguan pilkada, aparat kepolisian yang berwenang menangani.
Untuk menarik motivasi penyelenggara pemilu di tingkat TPS, sambung Budi, pihaknya berjanji, akan memberi bonus bagi TPS yang tingkat kehadiran pemilihnya mencapai 100 persen. Hal tersebut untuk lebih memberi semangat serta motivasi.
Ketua KPU Kabupaten Purbalingga Sri Wahyuni mengtakan, dengan prosentasi rata-rata mencapai 30 persen formulir C6 atau undangan yang tidak terdistribusi di tingkat TPS dikarenakan pemilih yang ada di perantauan. Untuk menghadirkan pemilih mencapai 100 persen sangat sulit dan tidak mungkinkan.
“Tidak mungkin 100 persen pemilih hadir memberikan suaranya, melihat formulir C6 rata-rata yang tidak terdistribusi sekitar 30 persen, karena kebanyak dari mereka adalah perantau,”terangnya.
Menurut Yuni, pada pelaksanaan pemilihan umum sebelumnya, baik pilkada, pemilu legislatif dan pemilu presiden, wilayah yang partisipasinya tinggi di daerah pemilihan (Dapil) empat yang meliputi Kecamatan Kutasari, Bojongsari, Kalimanah dan Kecamatan Padamara. (Sukiman)