PURBALINGGA – Pasar sayur Sub Terminal Agribisnis (STA) Kutabawa yang berada di Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja, Purbalingga, saat ini kondisinya sudah tidak layak. Bangunannya sudah lapuk dan kondisinya kumuh.
Pasar ini, menjadi pasar asal pasokan kentang dan cab eke berbagai industry terkemuka seperti Indofood. Selain itu, pasar yang berada di perbatasan Purbalingga – Pemalang ini juga memasok kebutuhan sayuran ke Jawa Barat, Jakarta, Kuningan, Kota Banjar, Cirebon, Wonosobp, Purwokerto dan Purbalingga sendiri.
Bupati Tasdi saat meninjau STA Kutabawa, Senin (16/5) mengatakan pihaknya akan segera mengalokasikan anggaran untuk pembangunan kembali STA Kutabawa. Mengenai alokasi anggaran akan dibahas bersama dewan. Pasar tersebut menurutnya memiliki peran strategis dalam pemasaran produk sayuran dan holtikultura petani lokal.
“Sing penting bupatine is ngerti, dalane bodol, pasare ora nyaman nggo dodol. Saya bersama Ketua Dewan akan segera merealisasikan pembangunan dan rehab STA Kutabawa ini,” katanya dalam rangkaian kegiatan Peringatan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) XIII dan Hari Kesatuan Gerak PKK (HKG-PKK) ke 44 yang dipusatkan di Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja, Purbalingga, Senin (16/5).
Bupati juga mengajak masyarakat untuk guyub rukun dalam bermasyarakat maupun dalam menjalankan aktifitasnya sebagai pedagang. Karena dengan kerukunan dan kebersamaan akan menjadikan aktifitas di pasar sayur terbesar ini menjadi lebih nyaman dan akan memberikan berkah lebih besar kepada masyarakat.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Dinperindagkop), Agus Winarno menuturkan, STA Kutabawa terakhir diperluas tahun 2009. Pasar sayur Kutabawa semula merupakan pasar desa dengan luas 3.482 meter persegi. Namun, seiring dengan banyaknya pasokan sayur dan bertambahnya jumlah pedagang, Pemkab Purbalingga memperluas areal pasar hingga menjadi 8.000 meter persegi.
“Dari luas ini, hampir 80 persen lahan sudah digunakan untuk bangunan kios, los, gudang dan tempat parkir,” jelasnya.
Menurut Agus Winano, keberadaan pasar sayur STA Kutabawa telah menjadi gantungan hidup ratusan pedagang dan petani. Jumlah pedagang los tercatat 60 orang, pedagang kios 26 orang yang menempati 30 kios. Kemudian kantor koperasi menempati 2 unit kios, dan total kios yang ada 40 buah kios.
“Petani pemasok sayuran ke STA Kutabawa berasal dari daerah Karangreja sebanyak 80 petani pengepul, dari kecamatan Bobotsari 32 petani, dan dari Kabupaten pemalang sebanyak 25 petani,” ungkapnya.
Komoditas yang dijual berupa berbagai macam sayuran seperti kol, cesim, luncang, daun bawang, buncis, petsay, seledri, sawi, kentang, cabe, tomat, wortel, dan komoditas hortikultura lainnya. (Hardiyanto)