PURBALINGGA, – Bulan Suci Ramadhan menjadi momen paling tepat untuk pendidikan akhlakul karimah. Karena menurut Kepala Kantor Kementerian Agama Purbalingga, Rochiman, esensi shaum ramadhan bukan sekadar menahan lapar dan haus.
“Shaum Ramadhan berarti menahan dari segala niat, ucap dan sikap yang menimpulkan situasi yang panas (tercela), ghibah, hasut, dengki dan sebagainya. Kita sedang dididik oleh Allah untuk mengilhami akhlakul karimah dalam kehidupan,” terangnya saat mengisi Pengajian Amaliyah Ramadhan di Pendopo Dipokusumo, Jumat (19/6).
Rokhiman menambahkan, pendidikan akhlakul karimah selama Bulan Ramadhan ini diharapkan menjadi bekal 11 bulan setelahnya. Artinya, Allah berharap manusia terutama orang beriman, mampu istiqomah menerapkan akhlakul karimah meskipun Ramadhan telah berlalu.
“Pendidikan akhlak itu menjadi tujuan utama dari dakwah islamiyah. Sebagaimana sabda Rasulullah, bahwa rasul Muhammad diutus untuk menyempurnakan akhlak,” jelasnya.
Akhlak yang baik menjadi hal terpenting yang dibutuhkan Indonesia saat ini. Menurut Rochiman, segala permasalahan bangsa ini bermula dari akhlak yang buruk. Sebagai contoh perilaku korupsi, kolusi, nepotisme dan segala kecurangan lain yang merugikan negara dan masyarakat.
Amaliyah Ramadhan
Sebagaimana telah diinfokan sebelumnya, selain kegiatan tarawih keliling, Kultum Bakda Dzuhur dan penyerahan bantuan, Pemkab Purbalingga juga menggelar Pengajian Amaliyah Ramadhan di Pendopo Dipokusumo setiap Jumat Pagi selama bulan Ramadhan. Sedianya, pengajian amaliyah Ramadhan edisi perdana ini akan diisi oleh Ustadz Abdullah Zaen, Pengasuh Pondok Pesantren Tunas Ilmu di Desa Klapa Sawit Kalimanah.
“Namun karena ibunda beliau sednag kritis, jadi beliau tidak bisa mengisi sesuai jadwal. Sementara Pak Rochiman yang sedianya menjadi pembicara di jumat terakhir bulan Ramadhan, dimajukan untuk menggantikan Ustadz Zaen,” jelas Kepala Bagian Kesejahteraan Setda, Muhammad Nurhadi. (Estining Pamungkas)