PURBALINGGA  – Tahun ini Kabupaten Purbalingga ditarget oleh pemerintah pusat sebanyak 252.192 ton gabah kering giling (GKG). Target produksi sebanyak tersebut setara dengan 164.000 ton beras. Selain itu, Pemerintah Kabupaten (pemkab) Purbalingga tahun 2016 ini juga mentargetkan surplus atau kelebihan produksi beras sebanyak 70.000 ton dari surplus beras dari target tahun lalu yang hanya 63.000 ton.

“Diupayakan tahun ini targetnya harus tercapai, tidak hanya target yang 164 ribu ton beras dari GKG sebanyak 252.192 ton tapi juga ditambah surplusnya 70 ribu ton, berarti besok besok harus ada 230.000an ton,”pinta Bupati Purbalingga Tasdi saat melakukan acara percepatan tanam padi dan luas tanam di Desa Karanglewas Kecamatan Kutasari Senin (24/10).

Dalam kesempatan tersebut, Bupati mengucapkan terima kasih kepada para petani, karena atas kerja kerasnya, pada tahun 2015, Kabupaten Purbalingga mencapai surplus beras sampai 63 ribu ton. Menurutnya, dibandingkan dengan jumlah penduduk, kebutuhan makan sehari tiga kali, namun Purbalingga produksinya lebih.

“Surplus merupakan adanya keraja keras dari para petani termasuk para petani di Kecamatan Kutasari dan Desa Karanglewas, sehingga saya mengucapkan terimaksih mudah-mudahan apa yang sudah dikontribusikan untruk kabupaten Purbalingga menjadi mendapatkan pahala,”tuturnya.

Bupati menambahkan, untuk target surplus beras di Purbalingga tahun 2016 yang diharapkan mencapai beras 70 ribu ton beras, dibanding  tahun 2015 yang surplusnya hanya 63 ribu ton.  Target surplus beras tahun 2016 diharapkan mencapai melebihi jumlah tersebut, sehingga harus ada pergerakan-pergerakan guna meningkatkan produtivitas pertanian.

“Tahun ini ini kalau bisa surplusnya haru bisa melebihi 70 ribu ton beras, untuk itu,  makanya harus ada pergerakan-pergerakan,”pintanya.

Menurutnya, pergerakan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Dan dalam model untuk meningkatkan produksi ada dua cara yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi, Untuk eksentifikasi atau penambahan luas arela sawah di Pulau Jawa /Purbalingga sudah tidak memungkinkan karena lahannya sudah berkurang yang disebakan semakin banyaknya kebutuhna untuk peruamahan, makin bertambahnya jumlah penduduk dan sebagainya. Sedangkan yang bisa melakukan ekstensifikasii hanya di luar Pulau Jawa seperti Kalimantan Sulawesi dan Sumatera dan di Jawa atau di Purbalingga hanya dapat melakukan intesifikasi.

“ Kalau di Jawa tidak dapat ekstensifikasi lagi, yang  dapat dilakukan di Pulau Jawa adalah intesifikasi, yakni adanya lahan segitu itu ya bagaimana  dimaksimalkan. Seperti lahan satu hektar yang tadinya dapat menghasilkan lima ton bagaimana caranya menjadi enam ton.  Atau bagaimana caranya tanah satu hektar yang tadinya dalam setahun hanya dua kali masa tanam dapat menjadi tiga kali masa tanam,”jelas Bupati.

Dalam kesempatan tersebut Bupati mengucapkan terima kasih kapada semua pihak yang sudah menyengkuyung sekaligus doa restu,  bimbingan dari seluruh kadang tani khsususnya petani .Pihaknya juga masih banyak belajar bagaimana bercocok tanam/bertani dan jangan sampai berhenti untuk belajar, supaya menambah ilmu yang bermanfaat tidak hanya bagi diri sendiri namun juga bagi orang lain.

 Menurut Bupati untuk meningkatkan produksi dibtuhkan berbagai upaya dan butuh kerja sama antara pemerintah dan para petani, sehingga pihaknya tidak bisa sendirian dan perlu disengkuyung semua pihak. Dukungan dan sengkuyung juga tidak hanya oleh bupati dan para petani, namun juga masih ada pihak-pihak lain seperti aparat TNI dari Kodim, Babinsa, penyuluh serta para petani agar bergerak mensukseskan produktivitas pertanian. Pihaknya juga tidak senang dengan adanya kebijakan impor beras dari negara lain.

“Ini butuh kerja antara pemerintah dan para petani, bupati dan wabup tidak bisa sendirian semuanya harus sengkuyung antara pemeritah apalagi ada Dandim , ada, penyuluh, Babinsa, para petani semuanya bergerak mensuskskan produktivitas pertanian. Karena kita jangan sampai kekurangan  padi dan saya termasuk bupati yang tidak senang kalau negara mengimpor beras dari luar negeri, seluruhnya harus ada beras dari Kabupaten Purbalingga,”ujarnya. (Sukiman)