PURBALINGGA- Setelah mendapatkan penghargaan TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) 2016. Purbalingga bersama 18 Kabupaten/Kota, 3 kementrian, 2 lembaga, 4 gunernur dan 3 BUMN kembali mendapatakan penghargaan TOP 35 Sinovik. Penghargaan langsung di serahkan oleh Menteri PANRB kepada ketua Yayasan peduli Pendidikan Anak Negeri (YPPAN) di Hotel Bidakara Jakarta, Kamis 26 Mei 2016.
Penghargaan yang diterima Purbalingga terkait dengan inovasi pelayanan publik bertajuk “Matahari untuk Kaum Papa di Purbalingga”. Inovasi ini terinsiparasi bagaimana mengangkat kaum papa (duafa) bisa sekolah secara gratis dan setelah lulus bisa bekerja.
Ketua YPPAN, Subeno mengatakan dari inovasi tersebut, Pemda Purbalingga secara khusus mendirikan sekolahan bagi anak dari keluarga tidak mampu yang mempunyai potensi serta berkeinginan untuk belajar. Inovasi inilah membuat Purbalingga mendapatkan penghargaan TOP 35 Sinovik dari Kementrian PANRB.
“Penerapan boarding school di Sekolah SMK Negeri 3 Purbalingga juga menjadi salah satu penilaiannya. Dengan kurikulim Tri Angel yakni memadukan kurikulum Nasional, Industri dan Pesantren bisa menghasilkan lulusan yang kompetitif di bidangnya.” kata Subeno, Jum’at (27/5).
Subeno menambahkan pada tahun 2016 sebagai tahun pertama kelulusan telah meluluskan 65 anak dan semuanya telah tertampung di dunia kerja. Dengan tertampungnya di dunia kerja berarti 65 anak ini sudah bisa mengangkat 65 kepala keluarga dari kemiskinan.
“Kabupaten Purbalingga patut berbangga, karena penghargaan ini menjadi memicu Kabupaten Pati dan Semarang mendirikan boarding scool sebagaimana di Purbalingga,” katanya.
Pelaksanaan boarding school lanjut Subeno dibiayai oleh APBD dengan anggaran Rp 8,3 juta juta peranak, pertahun. Anggaran ini digunakan untuk biaya hidup selama di asrama, mulai dari makan, pakaian dan papan.
“Program boarding school akan tetap di lanjutkan, dan nantinya akan diteruskan oleh Provinsi, karena kewenangan pendidikan menengah sudah ada disana (Provinsi),” pungkasnya.
Sedangkan Kepala Organisasi dan Kepegawaian Setda Purbalingga, Widiyono mengatakan dengan masuknya Purbalingga pada TOP 35 sudah termasuk penghargaan final di Sinovik. Penghargaan tersebut merupakan penghargaan tertinggi bagi lembaga, kementrian dan pemerintah daerah dalam pelayanan kepada msayarakat.
“Kita mendorong kedepan masing-masing SKPD untuk berinovasi terkait dengan pelayanan publik. Seperti pelayanan subsidi bunga dan jemput bola pelayanan ibu hamil bisa menjadi inovasi yang perlu dikembangkan lagi,” pungkas Widiyono. (Sapto Suhardiyo)