PURBALINGGA  – Produk organik dan potensi wisata Purbalingga dipamerkan di Paragon  Mall  Jalan Pemuda Semarang, Rabu – Minggu (21 – 25/9). Pameran yang diselenggarakan oleh Forum Pengembangan Ekonomi dan Sumber Daya (FPESD)  Jawa Tengah dibuka oleh Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Tengah Siti Atikoh Ganjar Pranowo. Pameran diikuti 35 kabupaten/kota se-Jateng yang motori oleh Forum for Economic Development and Employment Promotion (FEDEP).

            Kasubid Produksi dan Distribusi Bappeda Purbalingga Ir Hikmanudin disela-sela pameran mengatakan, Purbalingga yang mengambil dua boot stand menampilkan produk organik yang dikembangkan oleh Pamor Bangga (Paguyuban Masyarakat Organik Purbalingga). Produk yang dipamerkan antara lain beras yang dibudidayakan menggunakan pupuk organik dan pestisida hayati, kerajinan dari bambu dan tempurung, sapu glagah, gula kelapa serbuk, batik, dan potensi wisata. “Animo pengunjung lumayan tinggi. Pameran ini kami nilai tepat karena digelar di mall yang banyak dikunjung masyarakat,” kata Hikmanudin.

            Untuk potensi wisata, lanjut Hikmanudin, hal yang ditampilkan lebih fokus pada destinasi wisata alam yang dikelola masyarakat dalam wadah desa wisata. Desa wisata yang ditampilkan yakni Desa Panusupan dengan potensi seni Dayakan, dan wisata alamnya, Desa Tanalum dengan potensi curug, desa wisata Serang dengan sekolah alam Kampung Kurcaci,  Desa wisata Karangcegak, desa wisata Onje, desa wisata Siwarak, dan sejumlah potensi lainnya. “Desa wisata rupanya menjadi tujuan wisata alternatif yang menjadi trend masyarakat saat ini. Pengunjung banyak yang menanyakan soal paket kunjungan ke desa wisata di Purbalingga,” kata Hikmanudin.

            Hikamnudin menjelaskan, tema pameran kali ini adalah produk organik dan wisata. Pameran ini merupakan bentuk implementasi dari keberpihakan Pemkab sebagai upaya pengembangan UMKM  dan pemberdayaan masyarakat wisata.  Pengembangan UMKM dan desa wisata tidak saja mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, namun sekaligus mengatasi persoalan kemiskinan dan pengangguran. “Pameran ini sebagai jawaban atas kesetaraan  produk-produk unggulan UMKM ditengah membanjiri produk dari luar negeri dengan diberlakukannya MEA. Setidaknya, ada 241 kluster binaan dari FEDEP yang meliputi industri, pariwisata yang mengikuti pameran,” katanya.

Sementara itu Ketua Dekranasda Provinsi Jateng Siti Atikoh Ganjar Pranowo mengatakan, dalam menghadapi peluang dan tantangan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM, pemerintah menjembatani promosi untuk produk-produk unggulan. Dengan pameran akan menciptakan kesadaran mencintai produk dalam negeti agar pangsa pasar lebih luas dan loyalitas konsumen tetap berada di dalam negeri. Terhadap basis kluster ini, Atikoh menjelaskan akan mempermudah pemerintah untuk melakukan pembinaan dan mensinergikan dengan program One village One Product (Ovop).

Atikoh berharap pameran seperti ini dilakukan secara rutin untuk memperluas peluang pelaku usaha dalam ekspansi dan memanfaatkan pemasaran online untuk melebarkan sayap pemasaran. (y)