PURBALINGGA – Kepengurusan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Purbalingga Masa Bakti XXI atau periode 2014-2019 melaksanakan Konferensi Kerja Kabupaten (Konferjakab) tahun kedua di Aula PGRI Kabupaten Purbalingga Sabtu (16/4). Dengan tema “Memantapkan Peran PGRI dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di Kabupaten Purbalingga”, konferensi yang diikuti seluruh pengurus cabang PGRI Se-Kabupaten Purbalingga, bertujuan untuk menilai dan menentukan keberhasilan pelaksanaan program organisasi selam kurun waktu Januari-Desember 2015.
“Selain itu, juga untuk menyusun, menyepakati serta menetapkan program organisasi kurun waktu Januari-Desember 2016 secara rinci, lengkap, jelas dan operasional. Disamping itu juga untuk menentukan sikap, pendirian dan startegi organisasi dalam menghadapi berbagai persoalan dan perkemabngan situasi saat ini,”jelas Ketua PGRI Kabupaten Purbalingga Sarjono.
Sedangkan tugas konferensi kerja kabupaten, sambung Sarjono, adalah membahas dan menilai pelaksanaan kegiatan tersebut serta menetapkan rencana kerja tahunan dan kebijakkan yang belum ditetapkan juga membahas dan menetapkan rencana anggaran belanja organisasi (RAPBO) PGRI.
Dalam sambutannya, Bupati Purbalingga Tasdi mengapresiasi dan terimaksih atas darma bakti serta perjuangan para guru yang tergabung dalam PGRI.
“Karena melalui PGRI, melalui guru, Indonesia umumnya serta khusunya Purbalingga menjadi maju,”tutur bupati.
Tasdi mengatakan, bahwa, secara filosofis, semua harus berbuat untuk orang banyak atau berbuat untuk republik agar merubah Indonesia dan merubah semuanya, karena Tuhan tidak akan merubah suatu bangsa/kaum, apabila kaum tersebut tidak merubah kaumnya sendiri. Oleh sebab itu, republik ini didirikan punya satu tujuan, salah satunya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam UUD 45 aline ke 4, secara serius dan konsisten pemerintah sudah melakukan terobosan-terobosan dengan aspek yuridisnya, yaitu, mengeluarkan UU 20 Tentang Sisdiknas, UU Nomor 14 tentang Guru dan Dosen,
“Substansi atau rohnya adalah untuk menggerakan semua komponen bangsa, termasuk guru, untuk bagaimana mencerdaskan serta membangun bangsa ini. Oleh karena itu, termasuk Purbalingga, kami mengikuti irama, apa yang menjadi program-program bupati-bupati terdahulu, kita akan ikuti bagaimana pola mereka membangun pendidikan Purbalingga sekaligus bekerjasama, bermitra dengan PGRI dan akan kami teruskan di kabupaten Purbalingga,”tuturnya.
Bupati juga berjanji, akan berkontribusi bersama PGRI salah satunya, adalah akan menyelesaikan pembangunan gedung PGRI dalam APBD tahun depan.
Ketua PGRI Jawa Tengah Widadi menjelaskan, bahwa saat ini ada perubahan gaya dan cara perjuangan PGRI yang dahulu lebih menitikberatkan pada jatidiri perjuangan dan ketenagakerjaan, saat ini lebih menitikberatkan sebagai organisasi profesi.
“Profesi inilah yang harus menjadi tititk berat program semua anggota PGRI,”jelas Widadi
Menurut Widadi, sesuai dengan pasal 41 ayat 2 Undang Undang (UU) Guru dan Dosen, bahwa fungsi organisasi profesi ada lima, yang pertama memantapkan, meningkatkan profesionalisme serta kompetensi guru, kedua meningkatkan karir dan wawasan kependidikan para guru. Selanjutnya ketiga, yaitu perlindungan guru, perlindungan profesi serta keempat kesejahteraan dan kelima pengabdian masyarakat. Selama ini, PGRI perhatian pada dua perjuangan yaitu perlindungan guru dan kesejahteraan.
Sedangkan kesejahteraan, sambung Widadi, sudah secara hukum lahir dari hasil perjuangan PGRI setelah reformasi adalah dengan lahirnya UU guru dan dosen. Menurutnya, UU tersebut benar-benar memayungi. Hasil dari UU guru dan dosen yang benar-benar dirasakan adalah tunjangan sertifikasi. Walaupun UU tersebut sudah dirasakan oleh para guru, namun sebagian masih ada yang perlu diperjuangkan, salah satunya adalah guru honorer, baik honore K2 maupun honore lainnya. Keberadaan guru honorer di Purbalingga sudah mendapat perhatian dari pemerintah kabupaten sesuai kemampuan daerah.
“Untuk itu saya ucapkan terimaksih atas perhatian yang diberikan pemkab kepada guru-guru honorer di Purbalingga,”ujar Widadi. (Sukiman)