PURBALINGGA – Pengajaran seni khususnya seni tari untuk siswa Taman Kanak-kanak (TK) dapat merangsang kretaifitas anak. Menari seperti kesenian lainnya adalah merupakan sumber pengetahuan, yang dapat diserap, akan tetapi diperlukan kedisiplinan serta kemampuan mengungkapkan irama dalam bentuk-bentuk yang jelas, agar dapat diambil manfaatnya.
“Pengajaran tari bagi anak-anak adalah menanamkan pengaruh yang bermanfaat dari kegiatan menari terhadap pembentukan kepribadian anak, dan bukan untuk menciptakan tari untuk kepentingan seni pertunjukan. Tari bagi anak bukanlah merupakan tujuan akhir, akan tetapi merupakan suatu cara membina ekspresi artistik anak dengan baik dan kreatif, juga berguna bagi perkembangan bakat anak secara wajar,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga.
Subeno mengungkapkan hal tersebut saat membuka pelatihan Pembina seni tari dan karawitan di aula kantor setempat, Selasa (6/10). Pelatihan Pembina seni tari diikuti perwakilan guru TK/RA/BA sebanyak 50 orang, sedang pelatihan Pembina seni karawitan diikuti 50 orang pembina seni karawitan SD, dan pembina seni karawitan kelompok organisasi kesenian/sanggar.
Diungkapkan Subeno, tari bagi anak-anak adalah sangat perlu walaupun kadang hanya untuk kesenangan saja dan bila dikehendaki akan mudah sekali merangsang kreatif anak yang sering kali aneh dan lucu. Tujuan utama dari tari adalah agar anak dapat menemukan hubungan antara tubuh dan seluruh eksistensinya sebagai manusia.
Tari untuk anak, lanjut Subeno, penilaiannya bukanlah mengenai baik buruknya tarian, melainkan sasarannya adalah membantu proses kreatif yang memberikan pengalaman pada anak, sehingga dapat menjadi sarana untuk membantu perkembangan anak secara utuh. Melalui media tubuhnya, anak akan mendapat kepuasan dalam proses perkembangan fisik dan jiwa anak sebagai eksistensi dirinya dalam bersosialisasi.
“Disinilah peran guru tari sangat penting dalam perkembangan anak, melalui tari diharapkan guru dapat mengembangkan sifat dasar anak yang aktif, kreatif dan inovatif dalam proses belajarnya,” tegas Subeno.
Sementara itu Kepala Bidang Kebudayaan Dinbudparpora, Drs Sri Kuncoro mengatakan, pelatihan seni tari dan karawitan bagi Pembina berlangsung selama tiga hari hingga Kamis (8/10). Pelatihan dibagi dua kelompok, untuk pelatihan tari di aula Dinbudparpora, sedang pelatihan seni karawitan di panggung kesenian GOR Mahesa Jenar. Materi pelatihan tari meilupti gerak dasar tari, cara penyusunan koreografi tari untuk anak usia TK/RA/BA dan dua tari bentuk. Sedang materi pelatihan karawitan meliputi pengetahuan karawitan, teknik tabuh, praktek karawitan, bentuk lancaran, ketawang dan ladrang serta vokal.
“Instruktur untuk karawitan kami datangkan dari Taman Budaya Jawa Tengah, dan instruk lokal Purbalingga. Sedang instruktur tari kami datangkan dari Kabupaten Purworejo dan Banyumas,” kata Sri Kuncoro. (y)