PURBALINGGA- Pemerintah Kabupaten Purbalingga segera menindaklanjuti terkait robohnya Patung Jenderal Sooedirman di perempatan terminal Purbalingga, tepatnya di depan Markas Polres Purbalingga dengan membentuk tim Investigasi. Sebagaimanan pemberitaan kemarin patung Jendaral Sudirman roboh pada Minggu (2/1) kurang lebih pukul 10.00 WIB dan tidak menimbulkan korban.
Kepala Bagian Humas Setda Purbalingga, Rusmo Purnomo mengatakan robohnya patung akan segera diselediki oleh tim yang telah terbentuk. Tim terdiri dari unsur teknis dan non teknis. Teknis terkait dengan unsur-unsur material bagunan. Sedangkan non teknis terkait dengan unsur seni dan administrasi lainnya.
“Dari hasil kajian akan digunakan untuk membuat kaputusan kedepannya,”ujar Rusmo, Senin (4/1)
Rusmo menambahkan dari usulan dari berbagai tokoh masyarakat, Pemkab untuk segera membangun kembali patung tersebut. Namun demikian usulan tersebut perlu diadakan kajian ulang yakni dari segi DED (detail engineering design) dan perencaanaan anggarannya
“Perencanan DED akan dilaksanakan pada perubahan anggaran 2016, sedangkan untuk pembangunan kemungkinan bisa dilaksanakan pada tahun 2017,” katanya
Rusmo menceritakan pembangunan patung diresmikan pada 31 Desember 2004 dengan biaya pembangunan sebesar Rp 270 juta, terbuat dari bahan fiber dan kerangka besi. Pembuat desaian sama dengan pembuatan desain patung Jenderal Soedirman di Jakarta, yang terbuat dari bahan perunggu, dengan anggaran Rp 3,5 milyar.
“Robohnya kemungkinan karena pelapukan pada bahan vibernya, walaupaun telah dilakukan perawatan berupa pengecetan setiap tahunnya,”ujar Rusmo.
Dengan pengalaman robohnya patung jenderal Soedirman, lanjut Rusmo Pemkab juga akan melakukan pemeriksaan pada 3 patung dengan bahan yang sama. Seperti patung Knalpot di pertigaan jalan AW Soemarmo, Patung dr.Goeteng Tarunadibrata di Kompleks RSUD, serta patung Atlet lempar peluru di kompeks Stadion Guntur Daryono.
“Dengan pemeriksaan dan cegah dini kita berharap robohnya patung Jenderal Sudirman tidak terulang lagi, kepada patung dengan bahan yang sama,”pungkas Rusmo (Sapto Suhardiyo)