PURBALINGGA – Menjadi pahlawan tidak harus berperang melawan penjajahan seperti saat perjuangan bangsa Indonesia lepas dari penjajahan. Namun, saat ini generasi muda yang masih berstatus menjadi pelajar juga bisa menjadi pahlawan. Karena menjadi pahlawan adalah orang yang membela kebenaran, membela tanah air dan bangsa Indonesia.
“Bagi pelajar tidak perlu harus membawa senjata karena justr u akan dimanfaatkan untuk tawuran. Pelajar harus berperang melawan kebodohan, narkoba dan pergaulan bebas,” ujar Bupati Purbalingga Sukento Rido Marhaendrianto saat membuka Sarasehan Penanaman Nilai – Nilai Kepahlawanan di Operation Room Graha Adiguna, komplek Pendapa Dipokusumo, Senin (25/5).
Sarasehan diselenggarakan oleh Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertran) Purbalingga. Selain diikuti para pelaku perjuangan di Purbalingga, sarasehan juga menghadirkan generasi muda dan kalangan pelajar di Purbalingga.
Sebagai calon pahlawan bangsa, lanjut Sukento, para pelajar harus berperang melawan penyalahgunaan narkoba. Karena akibatnya dapat menumbangkan eksistensi bangsa Indonesia melalui pelemahan generasi mudanya. Narkoba sudah membunuh sedikitnya 1.800 generasi bangsa setiap tahunnya. Sedangkan yang harus menjalani rehailitasi mencapai 4,2 juta orang. Dan tahun lalu hampir Rp. 58 triliun digunakan untuk belanja narkoba.
“Yang berikutnya, perang dan perangi minuman keras dan sejenisnya. Termasuk tidak tawuran dan menghindari pergaulan bebas. Ini yang harus diperjuangkan oleh kalian sebagai pelajar,” jelasnya.
Bupati juga berpesan agar generasi mudan dan pelajar mau mencintai dan menggunakan produk lokal Indonesia termasuk produk lokal yang dihasilkan masyarakat Purbalingga sendiri. “Inilah nilai-nilai perjuangan para pahlawan yang harus dilakukan oleh generasi penerus bangsa termasuk para pelajar,” tandasnya.
Hal serupa disampaikan tokoh pejuang Purbalingga, Suwarno. Pria kelahiran tahun 1930 ini meminta para generasi muda dan pelajar tidak hanya menunggu kegiatan penanaman nilai-nilai kepahlawanan saja. Namun secara aktif menyerap dan mengaktualisasikan nilai-nilai kepahlawanan dari tokoh-tokoh pejuang baik ditingkat nasional maupun lokal.
“Suka bermusyawarah, saling tolong menolong, menghormati orang tua dan guru merupakan nilai-nilai kepahlawanan yan g bisa dilaksanakan oleh generasi muda dan pelajar dalam pergaulan sehari-hari,” jelasnya.
Sementara narasumber lainnya, Imam Yulianto dari Majelis Pemuda Indonesia DPD KNPI Purbalingga, mengajak para pelajar untuk ikut terlibat dalam berbagai organisasi seperti OSIS, Pramuka, Karang Taruna dan lainnya. Menurutnya, melalui kegiatan berorganisasi akan diperoleh banyak nilai positif yang akan menjadi bekal berkarya dimasa berikutnya.
Didalam kegiatan Pramuka juga sangat kental dengan penerapan nilai-nilai kepahlawanan. Termasuk mengasah jiwa kemandirian, musyawarah, gotong royong dan social. “Jadi, untuk menjadi pahlawan tidak harus memanggul senjata, tetapi kalian juga dapat menjadi pahlawan pendidikan, pahlawan lingkungan dan lainnya,” tandasnya. (Hardiyanto)