PURBALINGGA – Peran Majelis Ulama Indonsia (MUI) dalam membimbing umat Islam yang melenceng dari ajaran benar akan terus dilakukan. Begitu juga untuk mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Kabupaten Purbalingga yang baru saja dipulangkan ke kampong halaman di Purbalingga, MUI bersama organisasi keagamaan lainnya seperti NU, Muhamadiyah dan lainya akan terus membimbing mereka ke jalan yang benar.
“MUI tetap punya kewajiba moral untuk membimbing mereka (mantan Gafatar) ke jalan yang benar. Selain mengikuti petunjuk dari MUI provinsi dan pusat, kami bersama organisasi keagamaan lainya tetap berkordinasi membimbing mereka yang sudah jelas ajarannya dianggap sesat oleh MUI,”kata anggota Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Purbalingga Muzni Tanwir di sela-sela pelaksanaan asesement bersama tim gabungan TNI/Polri, Kantor Kemenag Purbalingga, FKUB Kabupaten Purbalingga, MUI Kabupaten Purbalingga dan Pemkab Purbalingga bagi para mantan anggota Gafatara Purbalingga, Senin (1/2) di Gedung Balai Benih Ikan (BBI) Kabupaten Purbalingga.
Muzni menambahkan, pihaknya bersama tim lintas sector terus berkoordinasi untuk berkomitmen menyelamatkan mantan anggota Gafatar. Sedangka tindak lanjut dari hasil kegiatan tersebut, MUI akan mengajak organisasi keagamaan dan mengajak anggota Gafatar, khususnya bagi yang beragama Islam
“Kami (MUI), mengajak ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, LDII dan lainya untuk mengajak mantan Gafatar agar kembali Islam yang diakui oleh pemerintah, kita juga selalu koordinasi dengan berbagai ormas Islam untuk menolong mereka yang tersesat,”terangnya.
Diperoleh keterangan, untuk mantan aggota Gafatar yang didoktrin dengan idelogi/ajaran yang menyimpang akan memerlukan waktu lama untuk memulihkannya, namun jika ada indikasi mereka di beri pengaruh hipnotis atau pengarush lainnya, tim assesement dari MUI Purbalingga yang terdiri dari Kyai/ulama akan merukyah mereka. Karena setelah diadakan assesement dan pendataan, diantara ratusan anggota Gafatar tersebut, semuanya beragama Islam.
Sedangkan kegiatannnya lainnya untuk mengembalikan mantan anggota Gafatar ke jalan yang benar, assesment untuk para anak-anak usia sekolah juga dilakukan. Sebanyak 44 anak usia sekolah terdiri dari laki-laki 20 orang dan 24 perempuan berusia 17 tahun ke bawah mendapatkan bimbingan konseling (BK) dari 15 guru BP yang berasal dari SMP, SMA dan SMK. Hal tersebut untuk memulihkan kegiatan mereka selama menempuh pendidikan di Kalimantan, agar kembali ke jalan yang benar dan dipulihkan dengan tujuan untuk cinta serta tetap bersatu NKRI sebagai harga mati.
“Pendidikan serta kehidupan agama mereka juga kita pulihakn, begitu juga kehidupan sosial mereka. Sehingga mereka dapat diterima kembali oleh masyarakat,”kata Kepala Seksi Kesiswaan Pendidikan Menengah (Dikmaen) pada Kantor Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Purbalingga Rudiyanto.
Selain itu, kata Rudi, tim konseling dari Dinas Pendidkan fokus memupuk kebersamaan para anak-anak mantan anggota Gafatar, karena saat di Kalimantan, system pendidikn yang dianut atau diberikan dalam bentuk homescooling (sekolah rumah) yang intinya bisa membaca dan menulis serta ditanamkan kepada mereka jiwa korsa yang tinggi, sehingga hal tersebut sangat membahayakan. Harapannya, pemerintah kabupaten (pemkab) mengembalikan mereka ke sekolah masing-masing secara prosedural dan kehatia-hatian. Sedangkan untuk unutk melanjutkan program pendidikan sekolah bagi anak-anak mantan anggota Gafatar, harus ada percepatan serta dibentuk tim koordinasi dibawah instansi terkait untuk dilibatkan. Karena kekuatan apapun bisa dikuatkan dengan pendidikan, terutama pendidikan umum yang dilatarbelakangi pendidikan agama. Karena kebanyakan dari mereka (anak-anak mantan Gafatar) sudah banyak meninggalkan ajaran mereka,pungkas Rudi. (Sukiman)