PURBALINGGA – Istilah Koperasi yang diplesetkan dengan ujaran Koprat Kapret Ora Isi harus bisa diubah oleh pegiat koperasi di kabupaten Purbalingga. Istilah yang biasa diungkapkan oleh orang-orang yang tidak suka dengan gerakan koperasi harus menjadi tantangan agar koperasi yang selama ini berkembang memang mampu memberikan kontribusi kesejahteraan bagi para anggotanya.
“Itu tantangan bagi kita agar kedepan koperasi menjadi sebuah lembaga yang benar-benar bermanfaat bagi rakyat di Purbalingga. Siap…..Siap…..Siap……,” tantang Bupati Tasdi kepada para pengurus koperasi yang hadir pada rangkaian kegiatan memperingati Hari Koperasi ke-69 di pelataran parkir Stadion Goentoer Darjono Purbalingga, Minggu pagi (24/7).
Rangkaian acara yang dihadiri Bupati Tasdi bersama Ketua Tim Penggerak PKK Ny Erni Tasdi dan Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi bersama suami, diawali dengan jalan sehat jajaran pengurus koperasi dan masyarakat. Usai itu diadakan Pesta Rakyat dan Pasar rakyat sembako murah yang menjual paket sembako murah seharga Rp 25.000 per paket.
Menurut Bupati, persoalan ekonomi rakyat menjadi penting dalam pemerintahan Tasdi-Tiwi lima tahun kedepan, sehingga masuk dalam tujuh misi yang diemban yakni ingin mewujudkan ekonomi kerakyatan. Dikatakan koperasi merupakan salah satu bentuk ekonomi rakyat yang telah lahir 69 tahun yang lalu.
“Usia 69 tahun sudah cukup lama. Mari kita lakukan introspeksi bagaimana keberadaan koperasi di kabupaten Purbalingga ini. Koperasi harus hadir memberikan solusi terhadap persoalan yang dihadapi rakyat Purbalingga,” katanya.
Saat ini, lanjut Bupati, kondisi perkoperasian di kabupaten Purbalingga belum dapat berkembang secara maksimal. Dari jumlah 258 koperasi berbagai bentuk dan usaha, ternyata ada 80 koperasi yang mati suri alias tidak aktif. Sisanya masih aktif dengan kondisi setengah sehat, sehat dan sehat sekali. Kondisi tersebut merupakan tantangan yang harus diberdayakan. Bagaimana agar secara intensifikasi, koperasi-koperasi yang sudah ada diberdayakan dan secara ektensifikasi terus membentuk koperasi-koperasi yang lain, sehingga makin berkembang di kalangan masyarakat.
“Kita sudah menganalisa bagaimana tantangan, peluang dan hambatanya. Memang secara umum di organisasi koperasi ada hal-hal yang perlu mendapat perhatian. Itu menyangkut SDM, permodalan, menejemen, produksi dan pemasaran. Kedepan kita akan tingkatkan anggaran untuk memberdayakan koperasi di Purbalingga,” jelasnya.
Bupati Tasdi akan memprogramkan adanya roadshow pembinaan koperasi ke seluruh kecamatan agar jiwa-jiwa entrepreneurship tumbuh baik dijajaran pengurus koperasi maupun dikalangan masyarakat Purbalingga.
Menyangkut persoalan permodalan, pemkab Purbalingga akan meluncurkan program Kredit Usaha Produktif dengan konsep Kredit 25-25 yakni kredit Rp 2,5 juta dengan bunga 2,5 persen dan tanpa agunan, untuk menyentuh usaha-usaha kecil di masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Bupati mengingatkan kembali sosok tokoh koperasi nasional Drs Muhammad Hatta. “Melalui ulang tahun koperasi ini mari kita lihat suri tauladan yang telah diberikan oleh Pak Hatta. Beliau adalah seorang yang jujur. Makanya spirit kita adalah ketika kita dipercaya menjadi pengurus koperasi maka yang pertama-tama harus jujur. Kalau tidak jujur ancur,” tandasnya. (Hardiyanto)