PURBALINGGA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga menggelar Konggres Gunung dengan jumlah peserta 100 orang yang berasal dari 12 Kabupaten di Jateng yang mempunyai wilayah gunung berapi yaitu gunung Slamet, gunung Merapi, gunung Merbabu dan gunung Lawu. Kegiatan ini dibuka Rabu pagi (14/12) di lapangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja.
Dalam laporannya, Plt. Kepala Dinbudparpora Purbalingga Sridadi mengatakan, kegiatan konggres gunung merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka hari ulang tahun Purbalingga yang ke 186. Kegiatan ini juga dirangkai dengan kegiatan lainnya yaitu kegiatan penanaman pohon, bersih gunung yang diikuti 1500 orang kemudian makan nasi jagung bersama dan pendeklarasian Desa/Kelurahan ODF oleh 20 Desa dari 9 Kecamatan di Purbalingga.
“11.000 bibit pohon telah kami terima dari dari Kementerian Lingkungan Hidup, dan Alhamdulillah, kegiatan bersih gunung yang dilanjutkan makan bersama nasi jagung oleh para peserta bersih gunung mendapatkan rekor MURI,” kata Sridadi.
Pembukaan konggres gunung dihadiri Staf Ahli Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bidang Energi Ir. Arif Armono, Kepala Bakorwil III Jawa Tengah Agus Utomo, Bupati Purbalingga Tasdi, Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi beserta Forkopimda dan juga Kepala OPD di lingkungan Pemkab Purbalingga dengan narasumber Prof. Dr. Sukeno Bronto dan H. Ahmad Tohari.
Bupati Tasdi dalam sambutannya menyampaikan, konggres gunung yang baru digelar pertama kalinya di Purbalingga dan dilaksanakan secara sederhana, mempunyai manfaat yang luas dan sebesar-besarnya bagi kelestarian gunung dan lingkungan sekitarnya. Dengan konggres gunung, nantinya akan mengedukasi masyarakat dan memberikan pemahaman tentang bagaimana menjaga gunung dan apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah, baik Pemerintah Kabupaten, Provinsi maupun Pusat. Dari konggres gunung juga diharapkan akan melahirkan regulasi yang mengatur tentang gunung.
“Walaupun ini kecil-kecilan, tetapi saya harap seperti pada saat Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi 17 Agustus 1945 dihadapan 40 orang di Jakarta, tetapi gaungnya terasa dari Sabang sampai Merauke,” kata Bupati Tasdi. (taufiq.h)