DSC00183

PURBALINGGA  – Bertempat di areal persawahan, kelompok tani (klomtan)Sido Dadi Desa Kalimanah Wetan, Rabu (3/6) melaksanakan kegiatan Temu Lapang. Temu lapang diisi dengan demo/peragaan pemakaian mesin tanam (transplanter) dan alat caplak Jajar Legowo (Jarwo) tersebut merupakan rangkaian kegiatan displai varietas yang sedang dilaksanakan oleh Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) Kalimanah yang difasilitasi oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Jawa Tengah

“Keberadaan alat mesin tanam padi (transplanter) merupakan upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi kesulitan tenaga tanam yang selama ini dikeluhkan oleh petani.  Diharapkan dengan adanya mesin tersebut percepatan tanam pada areal pertanaman sawah dapat dilaksanakan tepat waktu, tanpa terkendala kurangnya tenaga tanam,”kata peneliti Balai Penilitian Pengembangan Pertanian Provinsi (BPTP) Jawa Tengah Djoko Pramono saat acara Temu Lapang di Desa Kalimanah Wetan Kecamatan Kalimanah Purbalingga yang dihadiri, Kepala Kepala BadanPelaksana Penyuluhan Ketahanan Pangan (BPPKP) Kabupaten Purbalingga Lily Purwati, Kabid TPH Dinas Pertanian Perkebunan Dan Kehutanan (Dintanbunhut) Kabupaten Purbalingga Sukram,  Muspika Kecamatan Kalimanah, para penyuluh dan petani se wilayah Kecamatan Kalimanah yang tergabung dalam anggota Kelompok Tani Sida Dadi Desa Kalimanah Wetan.

Menurut  Djoko Pramono, selain transplanter  alat caplak Jajar Legowo juga diperkenalkan kepada petani. Karena dengan  alat tersebut banyak menguntungkan petani dalam menggarap sawah. Selain itu, saat ini alat tersebut  gencar diperkenalkan kepada petani

“Sistem tanam Jajar Legowo dikenalkan kepada petani, karena banyak keuntungan yang didapat jika cara tersebut dilaksanakan.  Jarwo, akan didapatkan efek pinggir (border efek) pada tanaman padi. Selain itu, populasiatau jumlah rumpun padi  juga akan meningkat. Selain itu produksi juga dapat meningkat sampai 15 persen, dan tanaman akan mudah dalam pemeliharaannya,”jelasnya.

Lebih lanjut peneliti senior BPTP tersebut menjelaskan bahwa pengenalan alat bantu Caplak Jarwo maupun mesin transplanter dimaskudkan  untuk mendukung upaya khusus (upsus) peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai (pejale) yang dicanangkan oleh pemerintahan Presiden Jokowi.

“Alat bantu Caplak Jarwo ini ini untuk mendukung upsus peningkatan produksi pejale yang dicanangkan Presiden Jokowi. Pada areal display ini juga akan kami perkenalkan varietas unggul baru yaitu Inpari 30, 31 dan 32.  Inpari 30 merupakan varietas padi unggul baru yang tahan genangan. sedangkan Inpari 31 merupakan varietas yang tahan wereng batang coklat, sedangkan Inpari 32 merupakan varietas yang tahan penyakit kresekDisplay varietas ini dimaksudkan agar varietas baru tersebut dikenal oleh masyarakat, selanjutnya dimasa yang akan datang dapat ditanam dan dikembangkan di Purbalingga sesuai dengan minat para petani,”jelasnya..

Pada kesempatan tersebut Kepala BPPKP Kabupaten Purbalingga Lily Purwati, mendorong kepada petani agar terus meningkatkan produktivitas lahan pertaniannya. Salah satunya dengan menerapkan teknologi sesuai anjuran dan menerapkan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).

“Saya minta petani terus meningkatkan produktivitas lahan pertanian. Antara lain  dengan menggunakan bibit bermutu, melakasanakan pemupukan berimbang dan pengairan berselang, termasuk didalamnya menerapkan cara tanam Jarwo. Dengan Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP PTT) diharapkan target yang dibebankan dalam Upsus Pajale dapat tercapai,”ujarnya. (Sukiman)