PURBALINGGA – Adanya gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), telah merugikan umat Muslim. Karena sesungguhnya tidak hanya agama selain Islam saja yang menggulirkan issu global tentang ajaran cinta kasih terhadap sesama manusia. Akan tetapi sejak zaman Nabi Muhammad SAW isu global tersebut sudah didengungkan dengan menggulirkan Islam yang cinta kasih atau Islam Rahmatan Lil Alamin (agama rahmat bagi sekalian alam).
“Jadi dengan adanya ISIS, kita (umat Islam) sendiri yang menjadi korban. Seperti adanya Islamphobia (atau ketakutan terhadap Islam) di berbagai Negara akhirnya terjadi lagi. Ini semua gara-gara ulah saudara-saudara kita yang menjustifikasi Islam yang rahmatan lil ngalamin dijadikan ISIS untuk melakukan pembenaran tindakannya,”tutur KH Aris Musodiq Pengasuh Podok Pesantren (Ponpes) Nurul Qur’an Desa Bukateja Kecamatan Bukateja dalam tausiahnya dihadapan Penjabat Bupati Purbalingga, para pimpinan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kabupaten Purbalingga, Camat Se-Kabupaten Purbalingga, pimpinan SKPD tokoh agama dan masyarakat saat acara Istigosah Rutin Bulanan di Pendapa Dipokusumo, Juma’at malam (27/11).
Menurut KH Aris Musodiq, dalam Islam, ajaran cinta kasih terhadap sesame manusia jauh-jauh hari di zaman Rasululloh sudah didengungkan, yaitu Islam yang menjadi rahmat bagi sekalian alam, Namun dengan adanya gerakan ISIS serta ekstrimis yang mengatasnakan Islam dan berpaham sempit sudah mencoreng citra umat Islam. Bagaiaman ISIS membantai dan menghabisi sesame manusia, bahkan kejamnya hampir sama pada zaman perang dunia (PD) II.
“Sampai Sekretaris Jendral Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) membuat pernyataan yang menyatakan, setelah jaman PD II, baru sekarang ada lagi sekelompok manusia yang barbarnya/kejamnya persis jaman perang PD II. Sehingga Islam dengan ajaranya yang sejuk, cinta damai serta menghargai manusia menjadi ternoda dan mejadi korban lagi,”urjarnya.
Penjabat Bupati Purbalingga Budi Wibowo dalam sambutannya meminta, agar hati-hati dengan adanya paham dari segelintir kelompok masyarakat yang tidak menyukai adanya kedamaian di wilayah Indonesia. Jangan sampai ada paham-paham lain yang mengancam dan masuk ke Purbalingga pada khususnya serta Indonesia pada umumnya. Karen paham tersebut akan merusak serta mengancam keamanan Negara.
Selain gerakan ISIS, juga untuk diwaspadai dari kelompok masyarakat paham yang selalu tidak menyukai kemapanan suatu Negara/daerah. Jadi kelompok itu (anti kemapanan) tersebut, tidak menyukai suatu daerah yang damai masyarakatnya.
“Jadi kalau negaranya/daerahnya damai, anteng (tenang), adem ayem, aman, pembangunan bagus,masyarakatnya damai, itu mereka tidak suka. Sehingga mereka akan berusaha untuk berbuat onar. Untuk itu, ketika masyarakat melihat gelagat dari orang yang nganeh-nganehi (aneh) dan berpaham aneh, agar ditelusuri serta dilaporkan kepada pihak berwajib, ke kepala desa (Kades), Kapolsek dan Daramil serta aparat lainya. Kalau yang nganeh-nganehi harus di perhatikan,”pintanya.
Sedangkan terkait dengan ISIS, sambung bupati, diharapkan tidak sampai merambah ke Indonesia atau Purbalingga. Biarkan saja untuk itu hanya terjadi diluar negeri dan tidak terjadi di negeri ini.
“ Itu semua tergantung kita bagaimana menjaga lingkungan kita dengan baik,”ujar Budi. (Sukiman)