PURBALINGGA – Hujan lebat disertai angin putting beliung yang berlangsung sekira 15 menit pada Selasa (25/10) pukul 12.00  memporakporandakan wilayah sekitar kota Purbalingga. Ratusan pohon peneduh jalan tumbang termasuk pohon beringin yang berdiri kokoh di Alun Alun Purbalingga. Selain pohon, dua tower radio milik pemerintah daerah yakni Radio Ardi Lawet dan Radio Suara Perwira dan tower telekomunikasi juga roboh. Atas kejadian tersebut belum ada laporan adanya korban jiwa sedangkan kerugian juga belum bisa diprediksi.

“Saya bersama BPBD dan PU langsung bergerak melakukan penanganan darurat. Pohon yang tumbang melintang jalan segera ditangani untuk memperlancar arus lalu lintas. Kita harapkan tidak ada korban yang lebih berat lagi. Kerugiannya belum bisa kita prediksi,” ujar Bupati Purbalingga Tasdi di ruas Jalan MT Haryono depan SMA Negeri 1 Purbalingga.

Dilokasi tersebut, sebuah pohon tumbang nyaris menimpa pedagang kaki lima yang biasa berjualan di depan sekolah favorit itu. Beruntung sang pedagang selamat hanya mengalami luka kecil dipelipis karena terkena ranting. Namun gerobag daganganya sempat tertimpa pohon dan rusak berat.

“Waktu kejadian kebetulan ada dua orang pembeli. Saat hujan angin semakin kencang tiba-tiba terdengar pohon mau tumbang. Aku berlari bersama dua pembeli tadi. Alhamdulilah hanya terkena ranting. Ini sudah ditangani dokter,” katanya berkisah.

Dari pantauan, selain di depan SMA Negeri 1 Purbalingga, pohon tumbang juga terjadi di ruas jalan lingkar Kalikabong selatan Stadion Goentoer Darjono Purbalingga Kidul. Sedikitnya ada tiga pohon akasia yang roboh melintang jalan. Terlihat sejumlah aparat BPBD, TNI, Polri dan warga setempat bahu-membahu memotong dahan pohon tersebut. Sejumlah kendaraan roda empat harus berbalik arah karena jalan tertutup pohon yang tumbang.

Sementara itu, pohon beringin bagian sisi barat Alun Alun yang roboh ke arah timur menjadi tontonan warga. Pohon Beringin yang ditanam di pertengahan tahun 1980-an itu biasa digunakan warga untuk berteduh dan berjualan. Sejumlah warga dan pedagang yang saat kejadian tengah berada di sekitar alun-alun menuturkan, ketika mulai turun hujan gerimis, sebagian orang meninggalkan lapangan dan mencari tempat berteduh. Tapi beberapa orang bertahan di lapangan rumput, persis di sisi tembok setinggi 1,7 meter yang mengelilingi pohon.

“Saya kan harus menjaga dagangan. Tapi setelah angin mulai semakin kencang, saya buru-buru menyingkir. Alhamdulillaah saya sempat menghindar,” tutur Mbok Rawi, yang biasa menggelar dagangannya persis di bawah pohon beringin sebelah barat.

Angin kencang juga merobohkan tower pemancar Radio Ardi Lawet di Jalan Jambukarang dan Radio Suara Perwira di Jalan Soedriman. Tower pemancar Radio Ardi Lawet ambruk ke arah timur dan menimpa sebagian atap rumah jabatan Bupati Purbalingga.

“Saya dan beberapa kawan sedang di studio radio ketika mendengar suara keras dari atap. Ternyata towernya ambruk,” tutur Pita, karyawan Radio Ardi Lawet yang mengungsi ke Balai Wartawan di sebelahnya.

Sementara, tembok Rumah Tahanan (Rutan) Purbalingga sepanjang sekitar 25 meter juga ambrol. Tembok itu memisahkan kompleks Rutan dengan tanah milik warga. “Untung pas tembok ambrol tidak ada tahanan atau napi yang sedang di luar,” ujar seorang sipir rutan. (Hardiyanto)