PURBALINGGA – Mushola jami’ Baitul Mukhlisin di Desa Karangreja Kecamatan Kutasari, diresmikan penggunaannya oleh Bupati Purbalingga Tasdi bersama dengan Kepala Kejaksaan Negeri Purbalingga T. Banjar Nahor pada Selasa siang (29/11), setelah dilakukan pembangunan kembali dengan mendapatkan bantuan renovasi dari Kejaksaan Negeri Purbalingga.
Pembangunan renovasi mushola di Karangreja tersebut adalah rangkaian bulan bhakti adhyaksa yang ke 56, Kejaksaan Negeri Purbalingga tahun 2016. Kegiatan bhakti sosial Kejari Purbalingga bertujuan merubah stigma masyarakat yang masih saja takut kepada institusi Kejaksaan dan mewujudkan kerukunan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Bupati Tasdi hadir didampingi Wakil Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, unsur Forkopimda serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga. Hadir juga dalam kegiatan tersebut adalah sejumlah tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) dan juga sejumlah tokoh masyarakat.
Bupati Tasdi menyampaikan selamat Hari Adhyaksa ke 56, dan juga berterima kasih, serta bangganya, atas dharma bhakti keluarga besar Kejari Purbalingga, sehingga penegakan hukum di Purbalingga berjalan baik dan lancar dengan situasi berbeda,karena Kejari Purbalingga semakin dekat dengan rakyat.
“Pak Kajari ini tidak hanya mengurusi penegakan hukum, tetapi juga membangun silaturahmi dengan berbagai pihak, termasuk dibuktikan hari ini, mencanangkan program bhakti sosial masyarakat dengan merenovasi mushola di Kadus 5 Desa Karangreja,” kata Bupati Tasdi.
Sementara itu dalam sambutannya, Kajari Purbalingga T. Banjar Nahor menyampaikan bahwa yang menjadi dasar pemikirannya mencanangkan bhakti sosial masyarakat merenovasi mushola adalah tekad ikhlas dari keluarga besar Kejari Purbalingga memberikan sumbangsih kepada masyarakat dalam bentuk renovasi rumah ibadah untuk kelancaran beribadah masyarakat khususnya warga Kadus 5 Desa Kutasari. Menurutnya, beramal untuk rumah ibadah itu tidak mengenal batas, agama atau asal-usul bahkan beramal soleh itu sejatinya adalah memberikan sesuatu ikhlas tanpa takut kekurangan pada diri sendiri.
“Saya mengajak seluruh keluarga besar saya di Kajari Purbalingga, untuk ikhlas menanam kebajikan yang tidak akan putus amalnya,” demikian kata Banjar Nahor. (taufiq.h).