PURBALINGGA INFO – Bupati Purbalingga yang diwakili oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Purbalingga, Jiah Palupi Twihantarti menghadiri Kegiatan Gerakan Santri Menulis Sarasehan Jurnalistik Ramadhan 2024 di Pondok Pesantren An Nahl Desa Karangreja, Kecamatan Kutasari, Jumat (22/3/24).
Kegiatan yang diprakarsai oleh Suara Merdeka tersebut diikuti oleh santriwan dan santriwati Ponpes An Nahl. Pada kesempatan tersebut,Jiah Palupi berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan motivasi santri untuk bisa menulis dan melahirkan budaya menulis di Pondok Pesantren.
“Budaya menulis mudah-mudahan nanti akan lahir di Pondok Pesantren An Nahl, kalaupun sudah ada tingkatkan kualitasnya. Setelah menjadi pembudayaan akan menjadi suatu karakter. Menulislah yang positif baik tentang agama maupun diluar agama,” katanya.
Jiah menambahkan, untuk mendukung kecakapan literasi masyarakat, Pemkab Purbalingga sudah mewadahi dengan dibangunnya Gedung Perpustakaan Umum yang megah serta dilengkapi fasilitas yang cukup memadai.
“Di Dinkominfo Purbalingga kami juga ada aplikasi berbasis website “Bangga Macapat” atau Purbalingga Makin Cakap Digital. Diaplikasi ini kita bisa mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa dibaca secara cuma-cuma, disana tersedia berbagai materi baik dari Kemenkominfo maupun dari kami sendiri,” ungkapnya.
Senada, Pengasuh Ponpes An Nahl, KH. Fitron Ali Sofyan berharap, dengan adanya Gerakan Santri Menulis akan menggairahkan kembali tradisi menulis bagi para santri seperti yang telah dilakukan para ulama terdahulu.
“Dan perlu ditambah ilmunya, supaya menulisnya lebih tertata dan lebih bermanfaat. Menulis juga termasuk tradisi pendahulu kita semua, para ulama dahulu itu semuanya ahli menulis semuanya punya karya,” ungkapnya.
Pimpinan Redaksi suaramerdeka.com, Agus toto Widyatmoko menyampaikan, Gerakan Santri Menulis sudah dilaksanakan sebanyak 30 kali.
“Artinya sudah 30 tahun Gerakan Santri Menulis digelar oleh Suara Merdeka. Mudah-mudahan mereka yang pernah mengikuti Gerakan Santri Menulis bisa melanjutkan apa yang tadi disampaikan Romo Kyai. Ada kitab-kitab yang bisa dilahirkan, ada buku-buku yang ditulis, ada cerita-cerita yang bisa disebarkan untuk menjadi inspirasi,” terangnya. (DHS/Kominfo)