PURBALINGGA – Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ‘Situ Tirta Merta’ Desa Karangcegak, Kecamatan Kutasari, tengah menyiapkan wisata snorkeling (selam permukaan) di sumber mata air Tirta Merta. Sumber mata air itu, sangat jernih dan bahkan melebihi kejernihan beberapa wisata snorkeling di Klaten dan Wonosari Yogyakarta.

Wisata minat khusus snorkeling merupakan rekreasi air yang tengah populer. Wisata air ini bisa dilakukan di pantai atau bisa dilakukan di danau atau embung. Di Desa karangcegak, snorkeling dikhususkan di danau kecil atau kolam yang dipenuhi ikan dan akan ditempatkan beberapa benda unik seperti sepeda onthel, sepeda motor, laptop, meja kursi, dan peralatan rumah tangga lainnya yang unik untuk sekedar berfoto. Didalam kolam itu tentunya banyak ikan kecil-kecil yang semakin menambah daya tarik.

Sekretaris Pokdarwis Situ Tirta Merta, Bangun Sugito mengungkapkan, untuk menyiapkan kolam khusus snorkeling, pihaknya bersama anggota Pokdarwis mulai membersihkan kolam dari timbunan pasir. Kolam tersebut saat ini ditumbuhi tanaman slada air. Satu kolam yang sudah ada, difungsikan sebagai pemandian. “Kolam yang akan kami siapkan ini  berukuran kurang lebih 13 x 25 meter. Mata airnya selalu melimpah dan saat musim kemarau tidak akan kekurangan air. Wisata snorkeling ini nantinya akan menjadi ikon di desa wisata Karangcegak,” kata Bangun Sugito, Selasa (19/4).

Dikatakan Bangun, sumber mata air Tirta Marta memiliki potensi yang belum digarap optimal oleh pihak Pemkab, Desa maupun Pokdarwis. Status tanah seluas kurang lebih 7.000 meter itu semuanya milik Pemkab. Pihak desa belum berani mengelola sebagai destinasi wisata karena belum ada pelimpahan dari Pemkab. Sementara Pokdarwis Situ Tirta Merta bersama karang taruna yang memanfaatkan sumber mata air itu untuk wisata. Pihak Pokdarwis berkewajiban membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) untuk mata air tersebut.

“Untuk menyiapkan wisata snorkeling, kami masih membutuhkan peralatan  seperti masker selam/masker snorkel, baju pelampung dan selang pelindung mulut dan sekaligus untuk pernafasan serta kamera anti air.  Untuk sumberdaya manusianya sudah kami siapkan bertahap dan dilatih oleh pihak Dinbudparpora Purbalingga,” kata Bangun Sugito yang berharap Pemkab membantu pengadaan untuk alat-alat tersebut.

Bangun mengakui, di kawasan Situ Tirta Marta memang masih butuh fasilitas pendukung. Meski sederhana yang penting memenuhi standar dan layak untuk wisatawan. Fasilitas itu seperti tempat bilas, MCK, mushola, pondok pertemuan atau tempat untuk pentas seni. “Dengan keterbatasan dana yang ada, kami masih terus berbenah mencukupi kebutuhan tersebut,” katanya.

Sementara itu  Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si disela-sela melakukan pembinaan di Pokdarwis tersebut, Selasa (19/4) mengatakan, berdasarkan survei potensi wisata yang dapat dikembangkan di Desa Karangcegak, selain snorkeling yakni tubing. Tubing ini memanfaatkan jaringan irigasi yang lumayan luas, dan lebih cocok untuk kids tubing atau tubing khusus anak-anak. Pengelola Pokdarwis setempat saat ini sudah menyiapkan 40 karet ban untuk tubing dan disewakan bagi wisatawan yang mandi di situ Tirta Merta.

Selain tubing, lanjut Prayitno, potensi yang tak kalah menarik yakni ada bukit Tawang yang bisa dipakai untuk melihat matahari terbit, sebagai tempat camping, dan areal persawahan serta sumber mata air yang jernih. Untuk wisata budaya, ada seni ebeg, dames, tek-tek, calung dan ketoprak. Sementara untuk kuliner ada juga potensi nasi jagung, gula kristal, gula jahe, dan kuliner ayam kampung Ninine.

“Kami mengarahkan agar desa wisata Karangcegak berbeda dengan desa wisata lain di Purbalingga yang sudah ramai dikunjungi. Wisata snorkeling dan kids tubing inilah yang pas dan memiliki potensi pasar yang luas,” kata Prayitno. (y)