PURBALINGGA – Desa Kaliori, Kecamatan Karanganyar, kini tengah mengembangkan potensi desanya sebagai desa wisata. Para pegiat wisata desa setempat yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata ‘Pesona Cucruk’ tengah menyiapkan berbagai lokasi dan menu kulinernya. Nama pokdarwis itu sendiri mengambil dari nama Kedung Cucruk yang mempesona.
Disekitar kedung Curuk, ada semacam pulau kecil mirip tanah lot di Pulau Bali. Pokdarwis setempat menyebutnya sebagai wisata tanah Lot-nya Purbalingga. Selain itu, di sepanjang sungai juga akan disulap untuk tempat makan mirip di Jimbaran. “Kami menamakan tempat makan di pinggir sungai ini sebagai Jimbrani, atau Jimbaran Mini,” kata Kepala Desa Kaliori, Subarkat, Rabu (3/2).
Menurut Subarkat, setelah melakukan kunjungan ke desa wisata di sejumlah tempat, baik di Purbalingga maupun di luar kota, pihaknya sangat optimis akan mampu menjual potensi desa berupa keindahan alam, seni budaya, kuliner, dan keramahtamahan penduduk sebagai daya tarik wisata. “Dengan banyaknya remaja dan muda-mudi yang datang ke Kedung Cucruk, membuat kami tergugah untuk membenahinya dan sekaligus menjadikannya sebagai daya tarik wisata. Para pengunjung yang datang menyebutnya, lahan tanah yang berada diantara sungai atau kedung, mirip seperti Tanah Lot di Bali,” kata Subarkat.
Sementara pegiat wisata setempat, Yono Yoga mengatakan, pihaknya ingin mewujudkan mimpi menjadikan Kaliori sebagai desa wisata. Yono juga tengah menyiapkan sejumlah branding product makanan yang akan disediakan di tempat makan ‘Jimbrani’. Yono mencontohkan, nantinya disekitar kedung akan dibuat semacam warung ‘Gapatar’, warung ini singkatan dari Warung Sega Plataran. Beberapa kuliner lain yang sudah ada dan disiapkan nama-nama yang unik seperti Pikantos (Kripik anti atos), Ubu (Urab Budin), Sale Piscok (pisang coklat), Dolar (Ondol ubi jalar) alias makanan Timus. Kemudian Lapis Dindang (lapis budin gedang, Bonjapi (abon jantung pisang), Pikolpi (keripik pokol pisang), cimpring (cimplung garing), Marlena (Marning legi warna warni), Dewi Molek (onde wijen molen keju). Dan sejumlah kuliner unik lainnya.
“Kami akan menyediakan jajanan dan makanan khas Desa Kaliori yang dinikmati di tepi sungai,” ujarnya.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga Drs Subeno, SE, M.Si mengatakan, pihaknya sangat menyambut baik dan mengapresiasi inisiatif dari kepala Desa Kaliori dan warganya yang bersemangat untuk mengembangkan desanya sebagai desa wisata. “Dengan semakin bermunculannya desa wisata, tentunya akan menambah daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Purbalingga. Kami semakin optimis, Purbalingga akan menjadi daerah tujuan wisata yang diperhitungkan di tingkat Jawa Tengah,” ujar Subeno.
Subeno juga meminta kepada pengelola desa wisata Kaliori agar tetap menjaga kelestarian lingkungan dan juga tetap mempertahankan kearifan lokal desa setempat. “Wisata memang bisa berdampak positif dan negatif, namun jika dikelola secara profesional akan mampu menggerakan roda perekonomian masyarakat setempat,” tambah Subeno. (y)