PURBALINGGA – Terkesan dengan gerakan yang dilakukan sejumlah pemuda desa asal Desa Sirandu Kecamatan Karangjambu, Bupati Purbalingga Tasdi berencana membentuk kelembagaan Program Santunan Anak Yatim dan Fakir Miskin (Prosa Ayfam) menjadi lembaga berbadan hukum di tingkat kabupaten. Gerakan yang dimotori Furkon Aji Purnomo, menurutnya mampu menginspirasi pemuda di desa itu untuk mengubah desanya menjadi lebih maju.
“Saya ingin program ini (Prosa Ayfam-red) tidak hanya ada di desa Sirandu dan Kecamatan Karangjambu saja. Bilamana perlu nanti kelembagaanya ada di tingkat kabupaten Purbalingga, sehingga di tiap desa ada gerakan pemuda yang mampu mendukung program-program pemerintah dalam membangun desanya,” kata Bupati Tasdi saat menghadiri acara Pembangunan Jamban Keluarga di Desa Sirandu Kecamatan Karangjambu, Kamis (25/8).
Prosa Ayfam yang dibentuk Juni 2014 oleh sejumlah pemuda desa Sirandu hingga kini telah berhasil menggerakan masyarakat untuk peduli kepada sesama dengan cara menyalurkan zakat, infak dan sodakohnya. Zis yang terhimpun kemudian dikelola oleh pengurus Prosa Ayfam melalui sejumlah program santunan kepada anak yatim dan fakir miskin di desa itu.
Selama dua tahun Prosa Ayfam beroperasi, setidaknya ada 14 program penyaluran santunan yang dilakukan seperti santunan dhuafa dan anak yatim, santunan perlengkapan sekolah anak yatim, santunan produktif, santunan kesehatan, rehab rumah dhuafa, dan santunan jambanisasi rumah dhuafa. Pada 2016 ini sedikitnya telah dilakukan penyaluran santunan Rp 36,5 juta untuk sejumlah program santunan kepada dhuafa dan anak yatim.
“Di Purbalingga sudah ada Baznas yang menjadi amil zakat infak sodakoh, biarlah itu tetap berjalan. Tetapi Prosa Ayfam perlu kita dorong khusus sebagai gerakan anak-anak muda untuk ikut mengubah nasib Purbalingga,” katanya.
Ditemui di sela-sela pembangunan 285 jamban keluarga dalam sehari, Ketua Prosa Ayfam Furkon Aji Purnomo mengaku siap berkolaborasi dengan jajaran Pemkab Purbalingga. Menurutnya, pada ulang tahun kedua Juli lalu, Bupati Tasdi memberikan peluang kepada dirinya untuk membawa konsep yang dikembangkan Prosa Ayfam di tingkat kabupaten dan seluruh desa yang ada di kabupaten Purbalingga.
“Tadinya kami ingin bergabung dengan Baznas. Namun setelah tahu konsep Prosa Ayfam, Pak Bupati ingin di Purbalingga memiliki komunitas kepemudaan dan remaja yang bergerak dibidang sosial seperti kami. Kita siap mewujudkan itu,” katanya.
Saat ini, lanjut Furkon, dirinya segera melakukan komunikasi dengan Bagian Kesra dan Bagian Hukum Setda Purbalingga untuk mengetahui langkah apa saja yang harus dilakukan dalam upaya legalisasi Prosa Ayfam sebagai badan hukum.
Di Desa Sirandu sendiri, kata Furkon, saat ini terdapat 325 rumah belum memiliki jamban dari total jumlah kepala keluarga 986 KK dengan jumlah rumah 720. Adanya bantuan stimulan 100 unit jamban dari pemkab ditangkap oleh komunitas pemuda Prosa Ayfam sebagai percepatan desa Sirandu menjadi Desa ODF (Open Defecation Free) atau desa yang telah terbebas dari buang air besar sembarangan. Targetnya pada akhir 2016 nanti program Desa ODF terwujud dan menjadi desa pertama ODF di Kecamatan Karangjambu.
“Kebetulan kami memiliki beberapa anggaran untuk kita alokasikan ke jambanisasi. Akhirnya kita kolaborasikan untuk bisa dikembangkan. Alhamdulillah dari 325 rumah, saat ini ada 285 rumah yang membangun jamban keluarga serentak hari ini,” jelasnya.
Dia mengatakan, untuk mebangun 285 jamban selain alokasi bantuan 100 unit jamban dari Dinas Kesehatan, juga didukung anggaran Prosa Ayfam sebesar Rp 19. 295.000 dan swadaya masyarakat yang dihimpun panitia pelaksana sedikitnya Rp 184.665.000 berupa material dan tenaga kerja.
“Artinya masih ada 40 rumah yang tersisa dan akan kita garap pada September nanti. Sehingga pada 2016 ini keinginan Sirandu menjadi Desa ODF bisa terwujud,” katanya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga Nonot Mulyono menuturkan, hingga saat ini di kabupaten Purbalingga terdapat 11 desa yang telah terbebas dari aktifitas BAB sembarangan. Desa ODF pertama dideklarasikan pada 2011 dan pada 2015 lalu terdapat 10 desa ODF. “Target kami pada 2019 kabupaten Purbalingga menjadi kabupaten ODF,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Bupati Tasdi yang hadir bersama Wabup Dyah Hayuning Pratiwi dan sejumlah pejabat kabupaten lainnya berkomitmen untuk membantu merampungkan jambanisasi 40 rumah sebesar Rp 12,5 juta. (Hardiyanto/Foto Taufik H)