PURBALINGGA – Memperingati 71 tahun Indonesia Merdeka merupakan suatu eksistensi kamandirian, kemampuan dan kematangan menggunakan kebebasan itu sendiri. Bebas berimajinasi, berekspresi, berkreasi bahkan berinovasi dalam koridor produktif-konstruktif memajukan, memakmurkan dan mengurus Indonesia yang bermartabat dan beradab.
Hal tersebut disampaiakan Bupati Purbalingga, Tasdi saat membacakan sambutan Gubernur Jawa Tengah pada upacara peringatan detik-detik proklamasi ke 71 tahun 2016. Upacara peringatan detik-detik tingkat kabupaten dipusatkan di alun-alun Purbalingga dengan diikuti oleh TNI/Polri, Korpri, PGRI, OSIS, Pramuka dan Ormas dan Organisasi kepemudaan.
Bupati menambahkan bukan zamannya lagi, berteriak-teriak di luar mempertontonkan kemurungan dan kesulitan bangsa sendiri tanpa solusi. Melemahkan dan menggadaikan harga diri bangsa. Kita mesti ingat bahwa kebebasan yang kita nikmati hari ini bukanlah kebebasan yang tanpa batas.
“Kebebasan kita hari ini adalah kebebasan yang harus bisa dipertanggungjawabkan,”
Selain itu Bupati juga mengatakan setiap ucapan, pikiran dan tindakan harus masih dalam satu wadah ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan bisa dipertanggungjawabkan kepada Tuhan, Bangsa dan Masyarakat Indonesia. Janganlah kita mudah terhasut, terprovokasi atas tindakan terorisme dan radikalisme, apalagi hingga intoleransi yang mengancam keutuhan bangsa ini.
“Narkoba, kekerasan terhadap perempuan dan anak, hanya ada satu kata, lawan! Korupsi kita cegah sejak dini,” kata nya.
Kemudian Bupati juga menandaskan kemiskinan, kesehatan, pendidikan, energi dan infrastruktur adalah PR besar bangsa Indonesaia. Untuk itu masyarakat Purbalingga diajak untuk terus bergotong royong mengambil peran partispatif dan kontributif menyelesaikannya. Gotong royong adalah manifestasi keberadaban kita membangun bangsa.
Bupati juga mengucapkan terimakasih kepada masyarakat Purbalingga yang telah menunjukkan karya dan terus bekerja secara ikhlas serta penuh tanggungjawab memberikan kebermanfaatan nyata bagi bangsa. Sekecil apa pun karya masyarakat Purbalingga akan sangat berarti bagi bangsa dan negara.
Paling tidak sudah berbuat untuk kebaikan. Jangan hanya diam saja. Bangsa Indoensia tidak pernah bisa maju, bukan karena terbatasnya sumber daya yang berkualitas. Bangsa Indonesia kaya akan sumber daya alam dan punya SDM yang jempolan.
“Tetapi kenapa bangsa Indonesia sulit maju ? Karena banyak orang baik yang hanya diam saja ketika ibu pertiwi memanggilnya.” pungkasnya
Pada kesempatan itu juga Bupati menyerahkan tanda kehormatan dari Presiden Republik Indonesia kepada 3 perwakilan aparatur sipil negara (ASN) atas kesetiaan dan darma baktinya kepada pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. Yakni peneriman tanda kehormatan satyalencana karya satya 30 tahun sebanyak 32 orang, 20 tahun sebanyak 12 orang dan 10 tahun sebanyak 16 orang.
Tiga perwakilan tersebut adalah Masamih (Guru SMPN1 Karangreja), Witanto (penyuluh pertanian pelaksna lapangan pada BP2KP Purbalingga) dan Kustinah (kasubag pemerintahan umum pada Bagian Tata pemerintahan Setda Purbalingga).
Setelah Upacara juga diperagakan gerakan bela diri yakni pencak silat perempuan dari SMPN 1 Purbalingga, Taekwondo laki-laki dari SMPN 1 Purbalingga dan Yongmudo dari Kodim 0702/Purbalingga. Serta di Peragakan tari Maumere dan Tari Lalu lintas yang di peragakan oleh Polres Purbalingga. Pada kesempatan itu juga Bupati, Wakil Bupati dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah ikut berbaur melakukan tari maumere bersama para polisi. (Sapto Shardiyo)