PURBALINGGA – Upaya mengubah pola fikir dan perilaku Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Purbalingga terus dilakukan Bupati Tasdi dan Wabup Dyah Hayuning Pratiwi. Upaya itu salah satunya dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) apel pagi di seluruh SKPD, tak terkecuali di tingkat kecamatan dan kelurahan/desa. Harapannya, PNS di Pemkab Purbalingga menjadi PNS yang disiplin dan profesional.
Sayangnya, saat melakukan sidak di Kecamatan Karangreja Bupati Purbalingga dibuat malu atas tingkat kedisiplinan anak buahnya. Saat Bupati tiba di kantor tersebut sekira pukul 07.15 baru ada dua karyawannya yang hadir. Apalagi Bupati mendapati lingkungan kantor yang tak terawat dan rumah dinas yang disediakan untuk Camat tak ditempati.
“Saya sedih sekali ini pak Camat (Sulistyarno-red). Saya kesini jam 07.15 hanya ada dua orang. Padahal saya sudah mengeluarkan surat edaran soal pelaksanaan apel pagi jam 07.15. Berarti surat edaran bupati tidak dilaksanakan. Saya malu sebagai orang asli Karangreja,” katanya didepan puluhan peserta apel dari Kecamatan, UPTD Dinas Pendidikan dan UPT Puskesmas setempat.
Bupati menegaskan, kepemimpinan dirinya bersama Wabup Dyah Hayuning Pratiwi berkomitmen untuk meningkatkan kinerja aparatur menjadi PNS yang professional. Menurut Bupati, pegawai yang professional adalah pegawai yang memiliki knowledge atau pengetahuan, Skill atau keahlian dan Attitude atau perilaku. Bupati mengingatkan agar seluruh pegawai pemkab harus meningkatkan unsur-unsur profesionalitas tersebut.
“Sejak kemarin, saya mulai mengikuti kursus Bahasa Inggris. Saya terus berupaya agar pengetahuan dan keahlian saya terus meningkat. Jadi saya tidak hanya bisa ngomong, tapi saya juga menjalani sendiri,” jelasnya.
Usai apel pagi, Bupati didampingi Camat Sulistyarno, Kepala Bagian Organisasi dan Kepegawaian Widiyono, Kabag Humas Rusmo Purnomo dan sejumlah Wartawan meninjau lingkungan kantor termasuk rumah dinas camat. Kepada Camat dan Kepala UPTD Dinas Pendidikan yang kebetulan kantornya bersebelahan diminta untuk memelihara lingkungan kantor agar menjadi tempat yang nyaman dan “Mbetaih”.
“Halaman kantor tolong ditanami pepohonan supaya rimbun dan hijau. Kantornya juga dirawat, jangan ada yang rusak dibiarkan saja,” katanya.
Saat “mlipir” ke rumah dinas camat yang ada di belakang pendopo kecamatan, Bupati mendapati surat pemberitahuan pemutusan aliran listrik sementara dari PLN tergantung di KWH Meter. Sambil memanggil wartawan yang ikut sidak, Bupati mengingatkan agar semua kantor pemerintahan tidak boleh ada yang terlambat membayar listrik PLN.
“Nanti kita kontrol semua, jangan sampai kantor kecamatan lainnya juga melakukan hal serupa,” tandasnya.
Setelah dari kantor Kecamatan, Bupati menyempatkan diri meninjau kondisi pelayanan Puskesmas Karangreja. Di tempat itu, Bupati mewacanakan untuk merelokasi Puskesmas karena lokasi tersebut sudah tidak memungkinkan dilakukan pengembangan baik pengembangan ruang pelayanan, UGD maupun tempat parker. (Hardiyanto)